Liputan6.com, Jakarta RumahCom – Pergerakan properti hingga tiga bulan ke depan, baik selama periode Ramadan dan setelah Lebaran diperkirakan melaju secara positif meski belum seaktif yang diharapkan. Kondisi ini terjadi imbas dari masih banyaknya volume barang yang belum seimbang dengan permintaan.
Dihubungi Rumah.com, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto berpendapat, "Situasi seperti ini umum berlangsung pada momen-momen spesial. Akan tetapi dari pengamatan, yang justru terpengaruh dengan pola pasar adalah produk properti segmen menengah bawah."
Ia menambahkan, "Dari sisi sales pengembang akan tidak terlalu aktif karena berdekatan dengan musim lebaran. Kemudian ada masa pergantian tahun pendidikan, di mana menyebabkan kebutuhan primer meningkat. Sehingga priority konsumen di segmen tadi ikut berubah."
Advertisement
(Manfaatkan jasa agen properti profesional dari Rumah.com yang dapat membantu transaksi pembelian properti Anda, mulai dari rumah tapak, apartemen, hingga tanah kavling!)
Sedangkan untuk properti segmen menengah atas diyakini tidak terpengaruh pada musim Ramadan dan Lebaran. Pasalnya, konsumen di level tersebut punya tingkat kemapanan lebih sehingga prioritas akan kebutuhan acapkali bukan dianggap sebagai hambatan.
"Sayangnya porsi konsumen properti khususnya perumahan tapak yang terbesar ada di kelas menengah bawah. Tapi kami prediksi, pasca lebaran dan tahun ajaran baru, kondisi pasar akan kembali normal," tukasnya.
Mau dapat uang tunai total Rp10 juta untuk lima orang pemenang? Ikuti Survey Rumah.com Property Affordability Sentiment Index 2018 di sini!
Survey ini bertujuan untuk mengetahui respon konsumen properti terhadap kondisi pasar properti saat in, yang hasilnya akan berguna bagi para pelaku pasar properti, baik konsumen, penjual, maupun pembuat peraturan.
Pengembang Ikuti Pola
Senada dengan pengamatan Colliers International Indonesia, sejumlah pengembang properti memutuskan untuk melakukan penetrasi pasar usai lebaran. Adalah salah satunya PT Dwigunatama Rintisprima yang mengembangkan superblok Harvest City.
Tercatat hingga kini pengembang telah sukses memasarkan empat klaster bernuansa Jepang, dengan harga per unit mulai dari Rp270 juta. Segmen yang dibidik tentu saja merupakan konsumen kelas menengah.
Baca juga: Tips Investasi Properti Di Kawasan Sekitar Kota Mandiri
“Kami terdorong untuk membangun lagi dua klaster kelas menengah seharga Rp200 jutaan sampai Rp400 jutaan. Rencanya setelah Lebaran launching. Untuk klaster baru ini, dipastikan kualitasnya lebih bagus dari sebelumnya,” jelas Hendry Nurhalim, Chief Executive Officer (CEO) Harvest City.
Total unit kedua klaster tersebut berjumlah 500 unit rumah yang terbagi dalam beberapa tipe. “Kami optimistis dua klaster baru akan diserap baik oleh pasar kelas menengah atas,” ia menambahkan.
Apalagi selama ini, besarnya permintaan pasar kelas menengah telah mendorong pertumbuhan harga hunian yang signifikan di Harvest City.
"Contoh nyata, harga unit termurah di klaster Sakura yang pada awal tahun lalu dilepas Rp200 jutaan, sekarang sudah naik mencapai Rp270 jutaan," jelas Leonard Suprijatna, Marketing Manager Harvest City.
Kunjungi Review Properti dari Rumah.com yang disajikan secara obyektif dan transparan sehingga Anda dapat menilai spesifikasi material hunian, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi, hingga perbandingan harga dengan hunian lain di sekitarnya.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement