Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei dan Opini Publik (Persepi) Hamdi Muluk mengatakan, audit terhadap lembaga survei yang melakukan quick count atau hitung cepat pada Pilpres 2014 sangat mudah ditelusuri.
"Hitung cepat pasti ninggalin jejak, gampang menelusurinya. It's simple," kata Hamdi dalam diskusi bertema 'Quick Count, Etika Lembaga Riset, dan Tanggung Jawab Ilmuwan' di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Hamdi menjelaskan, audit dapat dimulai dengan bukti dokumentasi otentik, metodologi, dan sampel yang digunakan setiap lembaga survei. Proses berikutnya, auditor dapat memverifikasi data-data tersebut secara langsung melalui bantuan penyedia layanan telekomunikasi.
"Sekarang saya sedang menempatkan naive people. Saya nggak mau sok-sokan. Saya berfikir simpel menanggapi kericuhan. Bahwa quick count adalah kegiatan mudah dalam mengumpulkan data dan memastikan data itu valid dan mengitung perolehan. Dan hal simpel, itu gampang," tandas Hamdi.
Pasca-Pilpres 2014, dua pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saling mengklaim kemenangan. Klaim kemenangan ini berdasarkan quick count sejumlah lembaga survei.
Pubik pun meragukan kredibilitas sejumlah lembaga survei. Sejumlah pihak menuding ada kepentingan politik di balik lembaga survei yang cenderung memenangkan pasangan capres tertentu. Hingga publik akhirnya meminta audit dan evaluasi terhadap lembaga survei yang melakukan quick count pada Pilpres 9 Juli lalu.
Baca juga:
LSI: Soal Quick Count Burhanuddin Tepat, Tapi...
LSI: Fadli Zon Gegabah Polisikan Lembaga Survei
Alasan JSI dan Puskaptis Tak Penuhi Panggilan Persepi
(Sss)