Wisatawan Asing Diajak Tanda Tangani Monumen Gerhana Matahari

Monumen Gerhana Matahari Total itu dibangun di Sigi, Sulawesi Tengah.

oleh Dio Pratama diperbarui 02 Mar 2016, 10:32 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2016, 10:32 WIB
Wisatawan Asing Diajak Tanda Tangani Monumen Gerhana Matahari
Monumen Gerhana Matahari Total itu dibangun di Sigi, Sulawesi Tengah. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Sigi - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) berencana membangun monumen Gerhana Matahari Total (GMT) di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Pendirian monumen itu sebagai pertanda terjadinya peristiwa langka tersebut di wilayah Sulteng.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sigi, Dewi Cahya Abdullah mengatakan, Pemprov Sulteng melalui Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) sudah mengoordinasikan pembangunan monumen GMT dengan pihak terkait.

"Dari tahun lalu sudah dikoordinasikan. Saat ini, proses pembangunannya sedang berjalan dan diharapkan selesai sebelum pelaksanaan GMT pada 9 Maret 2016 mendatang," kata Dewi kepada Liputan6.com di Desa Pakuli Utara, Selasa 1 Maret 2016.

Setelah monumen itu jadi, sambung dia, pemprov akan mempersilakan seluruh wisatawan mancanegara untuk membubuhkan tanda tangannya di monumen tersebut. Terutama mereka yang khusus datang untuk mengamati GMT di Sulteng.


"Sebelum ditandatangani seluruh wisatawan, monumen itu lebih dulu ditandatangani Gubernur Sulteng terpilih Longki Djanggola," jelas Dewi.

Selain mempersiapkan pembangunan monumen GMT, Disbudpar Sigi juga menyiapkan segala kegiatan untuk memeriahkan pengamatan GMT bagi seluruh wisatawan asing. Seluruh kepala desa, lurah, dan camat di daerah itu diimbau untuk mempersiapkan home stay di wilayahnya masing-masing.

"Untuk kegiatan yang akan digelar mulai tanggal 6, 7, 8 (Maret) hingga hari H, 9 Maret, sudah mencapai 60 persen. Kami harapkan semua persiapan rampung sebelum tanggal 6, biar pas wisatawan datang sudah bisa menikmatinya," kata Dewi.

Sejumlah event organizer (EO) ikut berpartisipasi dalam kemeriahan GMT di Sulteng. Antara lain EO asal Singapura dan Hasan Bahasyuan Institute asal Sulteng. Sedangkan wisatawan asing yang datang tidak hanya peneliti atau pemerhati GMT, tetapi ada juga seniman.

Beberapa wisatawan asing, khususnya peneliti, telah berada di Kabupaten Sigi. Mereka kini sedang memetakan wilayah. "Karena memang di Sigi lokasinya ada yang masih hutan berlumpur, perlu kerja berat untuk memperbaikinya," ucap Dewi.

Untuk di Sigi, terdapat 3 titik pengamatan GMT. Mulai di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Matantimali; Desa Wayu, Kecamatan Kinovaro; dan Desa Ngatabaru, Kecamatan Biromaru. Selain Sigi, ada 5 kabupaten/kota di Sulteng yang dilalui gerhana matahari, yaitu Poso, Parigi Moutong, Tojo Unauna, Luwuk Banggai, dan Palu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya