Besok Ribuan Warga Baduy Jalan Kaki 115 Km Temui 'Ibu Gede'

Tradisi Baduy yang telah berlangsung ratusan tahun ini bakal berlangsung pada 13-15 Mei 2016.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 12 Mei 2016, 18:51 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2016, 18:51 WIB
Tradisi Baduy
Warga Baduy akan menjalankan ritual yang sudah berusia ratusan tahun

Liputan6.com, Lebak - Sebanyak 1.800 warga Baduy Luar dan Dalam akan melaksanakan upacara adat 'Seba Baduy'. Dalam proses adat itu mereka akan menempuh perjalanan sekitar 115 kilometer.

Rutenya dari Desa Ciboleger, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, menuju Pendopo Lama Gubernur Banten di Kota Serang, Banten. Tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun ini bakal berlangsung pada 13-15 Mei 2016.

"Kita mulai berangkat Seba hari Jumat, jam satu siang (13 Mei 2016). Sementara ini yang akan berangkat sebanyak 1.800 warga. Dari Baduy Dalam dan Luar," kata Kepala Adat Suku Baduy Luar, Jaro Saijah di Lebak, Banten, Kamis (12/05/2016).

Jaro bercerita, nantinya Suku Baduy Dalam bakal mengenakan pakaian serba putih dan berjalan kaki tanpa alas. Sedangkan Suku Baduy Luar yang berpakaian serba hitam akan berangkat menggunakan kendaraan roda empat.

'Ibu Gede'

Bupati cantik Lebak Banten ini terus menebarkan senyumnya kepada para wartawan yang memburunya (Liputan6.com/Faisal R Syam).

Ribuan masyarakat adat ini akan terlebih dahulu bersilaturahmi dengan Iti Octavias Jayabaya, Bupati Lebak yang dianggap sebagai 'Ibu Gede (besar)'.

Setelah beristirahat satu malam di Pendopo Kabupaten Lebak, esoknya tanggal 14 Mei 2016, masyarakat Baduy melanjutkan perjalanan ke Pendopo Lama Gubernur Banten di Kota Serang sebagai acara puncaknya.

"Sekarang ini kita sedang menyiapkan untuk Seba. Seperti persiapan hasil Bumi," tutur dia.

Acara adat Seba Baduy ini merupakan prosesi pemberian hasil Bumi mereka kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten sebagai ungkapan ketulusan hati dan ucapan terima kasih atas kepemimpinannya.

Acara Seba harus dilakukan setiap tahunnya meskipun dalam cuaca hujan maupun di bawah terik panas matahari. Tradisi adat ini diawali dengan prosesi ritual kawalu atau berpuasa selama tiga bulan lamanya.

Selama ritual kawalu berlangsung, masyarakat Baduy Dalam yang tersebar di tiga kampung, yakni Cibeo, Cikeusik, dan Cikawartana ditutup untuk kunjungan wisatawan. Ini untuk mensucikan diri mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya