Kalbar Masih Membara, 9 Kabupaten Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan

Namun berbeda dengan Kalbar, kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya melanda Riau telah berhasil dipadamkan.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 31 Agu 2016, 16:03 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 16:03 WIB
Kabut Asap di Kalimantan Barat Mulai Ganggu Aktivitas Warga
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan masih melanda Kalimantan Barat (Kalbar). Berdasarkan pantauan satelit, di provinsi itu terdapat 48 hostpot. 

"Sebagian besar hotspot berasal dari pembukaan kebun di Kabupaten Sanggau," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (31/8/2016).

"Hotspot juga ditemukan di Kabupaten Landak, Kubu Raya dan Sambas. Secara umum kondisi masih cukup baik," sambung dia.

Bahkan, kata dia, dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat, 9 di antaranya telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Daerah itu, yakni Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.

"BNPB mengerahkan 2 heli water bombing dan 1 pesawat hujan," tutur dia.

Namun berbeda dengan Kalbar, dia mengklaim, kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya melanda Riau telah berhasil dipadamkan. Meski begitu asap tipis masih mengepul dari lokasi-lokasi yang sebelumnya terbakar.

"Riau nihil dari hotspot. Pantauan satelit maupun patroli udara memang menunjukkan tidak ada yang terbakar," ujar Sutopo.

Dia mengatakan, nihilnya hotspot ini menyebabkan kualitas udara di Riau berada pada kondisi yang baik. Sementara aparat masih melakukan proses pendinginan di daerah bekas kebakaran.

"Asap tipis yang keluar dari lahan gambut tetap ditangani dengan menyemprot air hingga kedalaman tertentu di lahan gambut. Lima helikopter BNPB masih terus melakukan water bombing," tutur dia.

Begitu juga 2 pesawat air tractor melakukan patroli udara dan pengeboman air. Hujan buatan pun terus diupayakan setiap harinya.

Sebanyak 576 orang yang diduga sebagai pembuka lahan dengan cara membakar telah ditangkap oleh aparat TNI dari Kodim dan diserahkan kepada kepolisian. Mereka ada yang wajib lapor, membuat pernyataan, dan ditahan.

Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sawit Watch mencatat, jumlah titik panas di wilayah gambut Indonesia sejak Januari sampai Agustus 2016 sebanyak 3.664. Kepala Desk Kampanye Sawit Watch Maryo Sanuddin menuturkan, titik terbanyak berada di Provinsi Riau dengan total 2.438 titik panas.

Lalu disusul oleh Kalimantan Timur dengan total 393 titik panas. Kemudian posisi ke tiga ditempati oleh Kalbar dengan 227 titik panas.

"Jumlah ini jika tidak segera ditangani serius oleh pemerintah maka akan terus bertambah setiap bulannya," ujar Maryo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya