Sapi Kurban Ngamuk, Puluhan Motor Diobrak-abrik

Hampir setengah jam sapi itu mengamuk hingga memecahkan kaca Kantor Bhayangkari di Polresta.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Sep 2016, 11:58 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2016, 11:58 WIB
20160903-Idul-Adha-Jakarta-Qurban-YR
Sejumlah hewan kurban di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (3/9). Untuk harga Kambing dijual dengan harga Rp2,2-5,5 juta, sedangkan harga sapi Rp18-35 juta. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Banjarmasin - Sapi jantan besar hewan kurban di Kantor Polresta Banjarmasin mengamuk saat hendak disembelih. Sapi itu lepas dari ikatan hingga lari ke halaman depan dan belakang kantor polisi itu.

Bukan cuma mengamuk, sapi jantan besar itu juga mengobrak-abrik puluhan sepeda motor dinas polisi yang diparkir di belakang Kantor Polrestas Banjarmasin, Senin (12/9/2016).

Dilansir dari Antara, para anggota polisi dibantu masyarakat setempat berusaha meredam amukan sapi jantan itu agar diam dan tetap tenang. Namun ketika ditenangkan, sapi itu semakin marah dan terus menyeruduk siapapun yang ada di dekat dia.

Hampir setengah jam sapi yang akan dikurbankan itu mengamuk hingga memecahkan kaca Kantor Bhayangkari di Polresta setempat karena terpeleset saat melarikan diri dari kejaran anggota polisi.

Beberapa pejabat Polresta Banjarmasin juga ikut berusaha menangkap sapi yang mengamuk itu, di antaranya Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Banjarmasin, Komisaris Tuschad; Kepala Bagian Operasi Polresta Banjarmasin, Komisaris Eko; dan Kepala Polsekta Banjarmasin Tengah, Komisaris Polisi Uskiansyah.

Akhirnya setelah bersusah-payah, sapi itu bisa ditangkap lagi, diikat di tiang bendera, dijatuhkan, dan disembelih sesuai cara penyembelihan hewan kurban yang sah.

"Sudah kita ikat saja di tiang bendera biar tidak bisa lari lagi karena
tenaganya masih kuat," ucap seorang anggota polisi yang ikut mengejar sapi itu.

Ada sembilan sapi kurban yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha di Kantor Polresta Banjarmasin itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya