Drama Razia Pengemis dan Gelandangan di Simpang Jalan

Beberapa dari pengemis dan gelandangan itu bahkan nekat meloncat ke bak truk yang sedang melaju kencang.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 20 Jan 2017, 12:24 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2017, 12:24 WIB
 Pengemis ABG Hingga Lansia Diciduk Aparat
Seorang pengemis lansia menangis saat diciduk aparat penertiban gepeng di Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu bersama Dinas Sosial menertibkan para gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di persimpangan jalan Kota Bengkulu pada Kamis, 19 Januari 2017.

Razia mendadak ini sempat membuat kocar-kacir pengemis. Beberapa orang sempat berusaha kabur saat kendaraan aparat mendekati lokasi mereka mangkal. Di antara mereka bahkan ada yang nekat naik ke kendaraan bak terbuka saat kendaraan tersebut sedang melaju kencang.

Dalam razia di hampir semua persimpangan itu, aparat mengamankan sebanyak 13 orang gelandangan dan pengemis di Kawasan Simpang Lima Ratu Samban, Simpang Skip, Simpang Padang Harapan dan Simpang Kilometer 8.

Dari 13 orang tersebut, terdapat satu orang anak di bawah umur atas nama Rizki, warga Jalan Flamboyan 1, Kelurahan Padang Jati. Aparat juga mengamankan empat orang yang sudah berumur lebih dari 60 tahun, yaitu Samsial, Amran Hasan Basri dan Yati.  

Hasan Basri yang sudah berumur 65 tahun sempat histeris dan menangis saat akan diangkut menggunakan truk Satpol PP. Dia menolak naik kendaraan karena mengira akan dijebloskan ke penjara.

"Tolong jangan penjarakan kami. Kami ini sudah tua, Pak," jerit Hasan Basri di Simpang Lima Bengkulu.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu Syahrul Tamzie yang memimpin razia mengatakan, gepeng yang diamankan akan ditempatkan di Panti Sosial Bina Laras Dharmaguna milik Kementerian Sosial RI. Mereka akan dibina.

"Kita koordinasikan dengan Dinas Sosial Provinsi agar para gepeng diberikan pelatihan di Panti Sosial," ujar Syahrul.

Pemberian pelatihan dimaksudkan agar para gepeng tidak kembali turun ke jalan dan dapat memperoleh keterampilan untuk dijadikan sumber penghidupan yang lebih layak.

"Kita berharap mereka tidak lagi turun ke jalan karena dapat mengganggu ketertiban lalu lintas," kata Syahrul Tamzie.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya