Liputan6.com, Sragen - Sulami, gadis asal Dukuh Solorejo Wetan, Mojokerto, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah hidup layaknya manusia kayu lebih dari 23 tahun. Bukan hal yang mudah untuk kuat dengan kondisi semacam itu. Tapi Sulami mampu menjalaninya dengan kepasrahan dan ketegaran.
Sendi-sendi tulang Sulami kaku. Tubuhnya terbujur kaku layaknya kayu. Kondisinya ini membuat aktivitasnya sangat terbatas. Dunianya hanya berkisar di tempat tidur, tempat makan, dan tempat mandi.
Di sela-sela kepahitan hidupnya ini, ia berusaha tegar. Ia memiliki aktivitas penghiburan agar dirinya bisa mengalihkan diri dari segala beban berat hidupnya. Aktivitas itu adalah membuat kerajinan manik-manik dan membaca Alquran.
Advertisement
Sebuah kitab suci Alquran terlihat diletakkan di atas bantal yang berdekatan dengan kepala Sulami ketika tidur. Saban hari untuk mengisi waktu kosongnya, ia selalu melantunkan bacaan ayat suci Alquran.
Baca Juga
Seperti dikatakan adik Sulami, Susilowati bahwa kegiatan sehari-hari yang dilakukan kakaknya selama tiduran di tempat tidur yakni mengaji. "Mengaji Alquran setiap hari di sela mengisi waktu luangnya," ujar dia.
Selain mengaji, Sulami juga lihai membuat manik-manik. Aktivitas itu masih bisa dilakukannya mengingat jari-jari tangannya masih bisa digerakkan. Beberapa hasil rangkaian manik-maniknya berupa gelang, kalung dan gantungan kunci.
Walau hanya terbatas pada kegiatan itu, nyata-nyata tak membuat Sulami patah harapan menjalani hidup. Ia berusaha tegar dan tabah untuk menanggung beban hidupnya. Walau tak bisa menghabiskan masa mudanya, perempuan berhijab ini tetap tersenyum.
Sulami mengaku ikhlas dan pasrah dengan kondisinya ini. Jika memang tidak ada mukjizat untuk kesembuhannya, ia yakin jika akan ada kehidupan lebih baik di akhirat.
"Walaupun di sini kondisinya saya seperti ini, tapi insyaallah di sana akan ada kehidupan yang lebih baik untuk saya, " kata Sulami dengan nada lirih.