Liputan6.com, Semarang - Aksi vandalisme oleh pelakunya mungkin dinilai sebagai bentuk ekpresi dan kreatifitas dalam berseni. Namun, oleh mayoritas seniman dan pelukis mural yang diaplikasikan di tempat umum, baik tembok, boks telepon, pagar hingga identitas kota, vandalisme menjadi sesuatu yang menjengahkan dan mengganggu keindahan kota.
Karenanya, di Kota Semarang, Jawa Tengah, vandalisme yang dilakukan mendapat perlawanan. Tidak saja dari masyarakat sendiri, perbuatan yang tidak jarang membuat kotor dinding tembok rumah itu juga dilawan secara bersama-sama oleh warga di Ibukota Jawa Tengah tersebut.
Di Semarang, perlawanan terhadap vandalisme dipimpin langsung Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dengan menginisiasi Gerakan Lawan Vandalisme, Hendrar bahkan akan meluncurkan aplikasi Crowdacting bernama 'Bergerak Bersama' guna menghilangkan karya tangan-tangan jahil tersebut.
Baca Juga
Dalam foto yang diunggah Wali Kota yang akrab disapa Hendi dalam akun instagramnya @hendrarprihadi itu memperlihatkan papan nama sebuah taman di Kota Semarang yang didominasi warna merah, tampak memprihatinkan karena penuh coretan-coretan tangan orang yang tidak bertanggungjawab.
"Sedih rasanya bila yang sudah dibangun dengan susah lalu dirusak dengan mudah -- Penting : Menulis namanya di sini tak membuatnya jadi jodohmu..mohon bijak dalam bertindak !," tulis Hendi soal vandalisme di akun instagramnya tersebut.
Wali Kota Semarang yang belum lama ini mendapat predikat sebagai Kepala daerah terbaik dalam pelaksanaan pelayanan publik oleh Kemenpan RB itu juga memunculkan inisiasi gerakan #SemarangLawanVandalisme di akun twitter miliknya. Dengan menyertakan foto aksi vandalisme yang sama di instagramnya, Hendi meminta masyarakat melaporkan jika melihat aksi vandalisme di Semarang.
"Yang melihat hal serupa ini silahkan foto dan tag ke saya dengan menginfokan lokasi serta menyertakan tagar #SemarangLawanVandalisme," tulis Hendi melalui akun twitternya @HendrarPrihadi.
Hendi sendiri mengatakan, dirinya memang tengah menyiapkan sebuah aplikasi bernama 'Bergerak Bersama' untuk mendukung gerakan melawan vandalisme tersebut.
"Jadi nanti bentuk aplikasinya adalah Crowdacting, seperti aplikasi Crowdfunding, tetapi yang didonasikan bukan hanya uang, tetapi juga tenaga,” kata Hendi.
Salah satu fitur dalam aplikasi yang dirancang itu untuk menghimpun informasi dari masyarakat dalam menghapus vandalisme seperti coretan. "Misalnya dengan bersama-sama mengecat ulang pada waktu yang telah ditentukan dan seterusnya", tambahnya.
Sebelumnya Hendi telah menginisiasi gerakan menghapus coretan-coretan di halte bus di Kota Semarang. Dimana, awal tahun 2015, Hendi turun langsung mengecat halte bus yang dicorat-coret bersama masyarakat. Saat ini halte-halte bus di Kota Semarang telah dihiasi oleh lukisan-lukisan mural, dibanding sebelumnya yang penuh aksi vandalisme.