Liputan6.com, Indramayu - Ada yang kebiasaan unik yang dilakukan warga di Pesantren Alqur'aniyah di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat melaksanakan salat tarawih berjemaah.
Setelah salat Isya berjemaah mereka melaksanakan salat tarawih 20 rakaat ditambah 3 rakaat salat witir. Durasinya hanya tujuh menit. Kebiasaan salat tarawih kilat itu sudah dilaksanakan dalam tujuh Ramadan terakhir.
"Kadang hanya enam menit saja. Bisa lebih juga tergantung kondisi imamnya," kata Azun Mauzun, tokoh masyarakat setempat, Minggu, 28 Mei 2017.
Apa alasan mereka melaksanakan salat tarawih tercepat? Azun menuturkan, ide melaksanakan tarawih kilat berawal dari keprihatinan atas kondisi para pemuda di desa. "Banyak anak-anak muda sekitar pesantren yang tidak tarawih dengan berbagai alasan," ujar Azun.
Baca Juga
Advertisement
Salat tarawih tercepat ini, kata dia, sebagai upaya agar anak muda di Desa Dukuhjati untuk giat tarawih. Maka itu, sebagian besar jemaah yang ikut salat tarawih kilat tersebut anak muda berusia 25 sampai 30 tahun.
Menurut Azun, selama tarawih kilat dilaksanakan, selalu direspons positif oleh warga lainnya. Apalagi, tak ada bacaan ataupun rukun salat yang dilanggar.
Tidak hanya anak muda, salat tarawih kilat itu diyakini menjadi solusi bagi warga yang memiliki kesibukan yang padat. "Banyak warga ikut salat tarawih cepat karena punya usaha dagangan di lingkungannya," ucap dia. Â
Dia mengatakan, salat tarawih kilat juga memiliki efek baik di tubuh. Selain mendapat pahala, jemaah yang ikut tarawih kilat ini dapat keringat yang sehat.
"Ya, karena saking cepatnya gerakan salat jadi berkeringat dan itu sehat. Tapi lama-lama terbiasa kok," ujar Azun yang menjadi imam salat tarawih kilat ini.