Penumpang 'Sakti', Jatuh dari Kereta Hanya Luka Tangan dan Kaki

Penderita stroke ini terlempar dari kereta berkecepatan tinggi dan terbaring di sawah selama 10 jam.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 03 Jun 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2017, 07:00 WIB
penumpang sakti
Putut terbaring di Puskesmas Karangawen dan mendapat perawatan. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang Namanya Putut Pramono. Usianya 46 tahun. Ia adalah penderita stroke yang menjadi penumpang kereta api Brantas. Putut ternyata bukanlah penumpang biasa, bukan pula penderita stroke biasa. Ia adalah penumpang 'sakti'.

Kok bisa? Bayangkan saja, ia terjatuh dari gerbong kereta api berkecepatan tinggi, dan tergeletak di persawahan, namun ia hanya menderita luka-luka kecil di bagian tangan dan kaki saja.

Kisahnya diawali ketika Putut hendak ke Jakarta dari Kediri Jawa Timur, bersama Dwi Mayangsari, warga Palmerah Jakarta. Ketika kereta api tiba di dukuh Ngiri, desa Karangawen, Kabupaten Demak, Putut ingin ke toilet. Sang adik mengantarnya sampai batas pintu gerbong.

"Saat tu mungkin sekitar jam 21.00. Saya nunggu di balik pintu yang mau ke toilet itu," kata Dwi bercerita, Jumat 2 Juni 2017. 

Sang kakak tak kunjung nongol dari toilet, Dwi malah mendengar ada penumpang lain yang menutup pintu kereta. Dwi kemudian bertanya apakah sebelumnya pintu toilet terbuka.

"Dia jawab 'iya'. Lho berarti kakak saya ada di mana?" kata Dwi.

Dwi berupaya mencari, dan ketika tiba di Stasiun Tawang, Dwi bertanya ke Polsuska. Cukup lama Dwi menunggu sampai akhirnya mendapat kabar bahwa kakaknya ada di Puskesmas Karangawen.

"Kakak saya stroke parah sehingga sulit berkomunikasi. Semua kartu identitas saya yang membawa," kata Dwi.

Menurut Kapolsek Karangawen, AKP Sugiyono, Putut ditemukan oleh warga dukuh Ngiri pada Jumat (2/6/2017) pagi. Padahal ia terjatuh sejak Kamis 1 Juni 2017 malam. Kereta yang ditumpanginya juga berkecepatan tinggi. Namun, Putut hanya luka-luka di bagian tangan dan kaki.

"Ditemukan masyarakat di pinggir rel, korban ini tidak membawa identitas," kata Sugiyono.

Oleh polisi, Putut langsung dibawa ke Puskesmas Karangawen. AKP Sugiyono kemudian memanfaatkan media sosial untuk menyebar foto Putut. Beruntung Dwi yang berada di stasiun Tawang Semarang kemudian mengetahuinya.

"Kemudian kami koordinasi dengan PT KAI Daop 4 Semarang," kata Kapolsek Sugiyono.

Saat ini Putut dirawat di Puskesmas Karangawen dan akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta jika kondisinya sudah memungkinkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya