Liputan6.com, Manado - TNI AU tetap mewaspadai segala potensi gangguan keamanan yang mengancam wilayah Indonesia, termasuk di perbatasan Sulawesi Utara–Filipina. Bahkan, saat libur Lebaran, personel TNI tetap menjalankan tugas mereka.
"Kita tetap menjalankan pengawasan saat Lebaran. Jangan sampai lengah, dan ada pihak yang memanfaatkan situasi itu," kata Komandan Pangkalan Angkatan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado, Kolonel Penerbang Arifaini Nur Dwiyanto, Selasa 27 Juni 2017.
Dia mengatakan, pengawasan itu selain dilakukan oleh pesawat intai Boeing 737, juga oleh beberapa pesawat Sukhoi yang sebelumnya berpangkalan di Tarakan, Kalimantan Utara.
Advertisement
"Pengintaian wilayah perbatasan tetap dijalankan, termasuk dengan menggeser pesawat Sukhoi dari Tarakan ke Manado," jelas Arifaini.
Kapten Pilot Operasi Kilat Badik Skuadron Lima, Letkol Penerbang Hilman Ambarita mengatakan, hasil pengawasan selama lebih kurang dua pekan di wilayah perbatasan Filipina menunjukkan situasi yang masih terkendali.
"Memang ada pergerakan sejumlah kapal nelayan menuju ke arah Filipina dari Pulau Marore, Sulawesi Utara. Namun, setelah koordinasi dengan Pangkalan Angkatan Laut Utama VIII Manado, tidak menunjukkan indikasi yang mencurigakan," papar Hilman.
Pilot pesawat Sukhoi, Mayor Andry Libarsyah mengakui, menjalankan tugas negara saat hari raya Lebaran adalah juga sebuah panggilan. "Kami siap menjalankan tugas negara kapan saja," ujar dia.
Andry mengatakan, pihaknya telah melakukan operasi selama satu minggu terakhir ini dengan sandi Perisai Ambalat, dan selanjutnya mendukung Operasi Kilat Badik di perbatasan Filipina–Sulawesi Utara.
"Tugas-tugas kami adalah mengawasi, mengindetifikasi, bahkan melakukan penindakan jika memang diperlukan untuk pengamanan wilayah," ujar Andry.
Andry menambahkan, mereka juga menyisir Pulau Jolo di Filipina hingga di atas Pulau Miangas Indonesia untuk memastikan kondisi wilayah perbatasan aman.