Respons Panitia soal Paskibra Mamuju Dapat Honor Rp 100 Ribu

Sebelumnya, melalui akun Facebook, seorang keluarga anggota Paskibra Mamuju mengeluhkan soal honor dan perlakuan yang diterima sang adik.

oleh Fauzan diperbarui 20 Agu 2017, 22:38 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2017, 22:38 WIB
20160803-Latihan-Paskibra-Yogyakarta-BH
Sejumlah siswa anggota Paskibra DIY berlatih baris berbaris di Alun Alun Selatan Yogyakarta, Rabu,(3/8). (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Mamuju - Unggahan status Perwitasari Rakhmat di akun Facebook miliknya menjadi viral di kalangan warganet. Dalam unggahannya ia mengungkapkan cerita pilu adiknya yang terpilih menjadi salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibra di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Cerita itu dimulai dari honor yang diberikan kepada adiknya sebagai anggota Paskibra tingkat kabupaten yang hanya sebesar Rp 100 ribu.

"Paskibraka dihargai dengan 100rb, luar biasa," tulis Perwitasari Rakhmat di akun pribadinya di Facebook pada Jumat, 18 Agustus 2017.

Selain itu, Perwitasari juga mengatakan bahwa helm yang dibawa ke tempat karantina oleh adiknya juga raib dibawa oleh orang tak bertanggung jawab.

"Helm yg sempat terbawa oleh paskibraka yg boncengan temannya katanya dak usah dibwa kembali kermh. Nanti disimpan panitia (red). Selesai tugasnya jd paskibraka, hendak pulang dan tidak lupa meminta helmnya. Dengan entengnya panitia bilang hilang dan tdk ada yg mau bertanggung jawab," lanjut Perwitasari dalam tulisannya.

Terkait hal itu, Ince Nur Fajriani, salah seorang panitia Paskibra Mamuju, Sulawesi Barat, mengatakan bahwa ia tak memiliki wewenang menjawab persoalan honor untuk anggota Paskibra Mamuju yang nilainya hanya Rp 100 ribu.

"Saya sudah komentar di postingan itu. Masalah uang, kami (panitia) tidak ada wewenang menjelaskan itu," kata Ince saat dikonfirmasi Liputan6.com, Minggu (20/8/2017).

Ince melanjutkan, soal helm salah seorang anggota Paskibra yang tercecer telah dikembalikan ke pemiliknya. Ince pun mengaku bahwa tercecernya helm tersebut merupakan kesalahan panitia.

"Masalah helm, memang kami akui sempat tercecer karena dipakai oleh salah satu panitia. Tapi, kami sudah temukan dan sudah dikembalikan sama yang punya," ujar dia.

Sementara, masalah makanan berupa snack (makanan ringan), buah, dan lain sebagainya yang dititipkan oleh penjenguk saat karantina, Ince menjelaskan bahwa dalam aturan selama masa karantina para anggota Paskibra memang tidak diperkenankan untuk menerima pemberian itu.

Masalah snack, menurut Ince, orangtua bersangkutan memang membawa makanan ke barak pada malam itu.

"Kebetulan saya sempat bicara sama ibu yang bawa snack itu saya, sudah sampaikan kalau aturannya tidak boleh dibawakan makanan karena sudah ada makanan yang tersedia," tutur dia.

Hanya saja, ibu tersebut memaksa. "Jadi saya terima. Setelah itu, saya panggil peserta yang bersangkutan, peserta itu bilang ke saya silakan dimakan," Ince memaparkan.

Selanjutnya, soal pakaian lapangan, Ince mengatakan bahwa sebenarnya pakaian latihan dan lapangan yang disebutkan dalam unggahan status Perwitasari Rakhmat itu juga telah dipersiapkan oleh panitia. Hanya saja, pakaian itu terlambat diserahkan kepada anggota Paskibra Mamuju tersebut karena ada kesalahan teknis.

"Ada kok, cuma terlambat diberikan," panitia Paskibra Mamuju, Sulawesi Barat tersebut memungkasi.

Bukan Hanya Honor dan Helm

Honor paskibra
Seorang wanita melalui akun pribadi di Facebook, menulis cerita pilu adiknya yang terpilih menjadi salah satu anggota Paskibraka di Kabupaten Mamuju, Sulbar. (Foto: Facebook/Liputan6.com/Fauzan)

Sebelumnya, selain soal honor yang dianggap kecil dan helm, Perwitasari Rakhmat juga mempertanyakan perihal makanan berupa buah dan cemilan yang dibawa oleh penjenguk. Pasalnya, makanan yang dibawa oleh sanak keluarga itu dititipkan ke pihak panitia. Namun, tidak pernah diberikan kepada peserta Paskibra yang berada dalam karantina.

"Orang tua dan saudaranya dari paskibraka yg datang bawa makanan, buah dan cemilan utk anaknya selama dikarantina dak ada yg sampai. Kl mmg dak boleh, kenapa panitia ambil dengan bilang nanti disampaikan. Woii...komakan itu haramm nah," tulis dia dengan nada kesal di akun Facebook-nya.

Tak berhenti sampai di situ, Perwitasari juga mengatakan bahwa para peserta Paskibra tingkat kabupaten di Mamuju juga tidak mendapatkan baju latihan.

"Luar biasaaaaaa perbuatanmu semua. Tdnya kita bangga liat semangtnya paskibraka yg walaupun dalam proses pelatihan mereka bnyk kekurangan, slah satunya kostum utk latihan dak ada sama sekali. Tp kl begini kenyataannya kebanggaan berubah jadi kekecewaan. Kasian penerus berikutnya takutnya dak ada lagi yg mau jadi paskibraka," lanjut Perwitasari dalam tulisannya.

Unggahan Perwitasari Rakhmat di laman Facebook miliknya mengenai adiknya yang menjadi anggota Paskibra Mamuju menjadi perdebatan di kalangan warganet. Bahkan, unggahan itu menjadi viral setelah dikomentari dan dibagikan hingga ratusan kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya