Ketika 350 Pasangan Kembar Identik Dipertemukan

Meski tak saling kenal, mereka saling melirik keidentikan pasangan lain.

oleh Diankurniawan123 diperbarui 26 Agu 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2017, 10:00 WIB
Festival Kembar
Salah satu pasangan kembar identik dalam Festival Kembar di Banyuwangi. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Tidak hanya menggelar sederet perhelatan yang berlatar seni, budaya, ataupun sport dan religi, Banyuwangi Festival juga menggelar festival unik dan lucu, yakni Festival Kembar, pada Jumat, 25 Agustus 2017. Sebanyak 350 orang kembar saling beraksi menunjukkan diri sebagai pasangan yang paling identik.

Apa jadinya bila ratusan orang kembar berkumpul bareng. Saat bertemu, para pasangan kembar itu saling sapa dan tersenyum malu. Meski tak saling kenal, mereka saling melirik keidentikan pasangan lain.

Seperti yang dilakukan pasangan kembar Nurul Yaqin dan Ainul Yaqin. "Lucu ya, ternyata banyak juga anak kembar di Banyuwangi. Lihat orang wajahnya mirip ternyata lucu juga. Mungkin orang lain juga gitu ya lihat kami," ujar Ainul (16) dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Festival kembar digelar di halaman depan Gedung Seni Budaya (Gesibu) Kabupaten Banyuwangi. Festival ini diikuti pasangan kembar dari seluruh penjuru Banyuwangi dari beragam usia, mulai usia 5 bulan hingga 84 tahun. Mereka bersama-sama mengikuti beragam acara menarik yang telah disiapkan panitia. Mulai dari lomba swafoto, lomba kembar identik, dan lomba kembar sehat.

Lucu dan menggemaskan melihat anak-anak balita mengikuti lomba foto. Bukannya fokus memperhatikan kamera, mereka malah sibuk dengan mainannya. Ada yang main mobil-mobilan, puzzle, dan masih banyak lagi. Tingkah mereka ini membuat peserta lain ikut gemas melihatnya.

Keunikan acara ini juga tampak saat melihat pasangan kembar tertua berpose di depan kamera. Adalah Umrah dan Umnah, pasangan kembar berusia 84 tahun dari Desa Kaotan, Kecamatan Blimbingsari. Ekspresi dua nenek yang datar ini justru membikin gemes semua orang yang hadir di acara itu. "Senyum dong, Mbah, jangan kaku," goda panitia.

Umrah mengatakan senang ada festival kembar. Dari dulu belum pernah ada acara seperti ini. Bahkan, sebagai pasangan kembar tertua, dia dan saudara kembarnya mendapatkan hadiah berupa uang tunai dari panitia.

"Alhamdulillah, kulo seneng. Hadiahe ajenge kula damel kirim doa bapakke (Alhamdulillah, saya senang. Hadiahnya mau dipakai untuk selamatan almarhum suami saya," kata Umrah. Umrah mengaku mereka sejak kecil hingga setua ini tidak pernah terpisah jauh.

Festival ini juga menjadi ajang bagi orang tua anak kembar untuk saling berbagi cerita. Seperti yang dituturkan Rihana, ibu muda asal Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi. Dia mengungkapkan festival ini sebagai ajang untuk menambah ilmu bagaimana membesarkan anak kembar.

"Tadi ketemu ibu-ibu yang anaknya sudah 10 tahun. Tadi saling cerita serunya mengasuh bayi kembar. Saya juga nanya bagaimana nanti kalau anak-anak sudah sekolah. Pokoknya seru acara ini," ujar ibu yang putri kembarnya berusia 3 tahun.

Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Agus Siswanto yang membuka acara ini mengatakan Festival Kembar ini sengaja digelar untuk memberi warna dalam rangkaian Banyuwangi Festival.

"Selama ini kan sudah biasa ada festival seni, budaya, ataupun religi. Nah, lewat festival ini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ingin memberikan warna yang unik dan menarik bagi masyarakat. Ini karena Pak Anas melihat ada ratusan orang kembar di Banyuwangi, sehingga tercetus acara ini," kata Ague.

Ke depan, ujar Agus, festival ini akan menjadi potensi pariwisata baru bagi Banyuwangi. Dengan gelaran ini, pasangan kembar dari berbagai Nusantara pasti akan tertarik untuk datang ke Banyuwangi.

"Festival kembar ini kan tidak dibatasi dari mana asalnya, sehingga punya peluang untuk menarik pasangan kembar dari mana pun, termasuk luar negeri tertarik mengikuti festival kembar," ujarnya.


 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya