Liputan6.com, Bengkulu - Aksi menabuh 500 alat musik perkusi Bengkulu atau lebih dikenal dengan nama Dhol mampu membukukan rekor dunia terbanyak dan terpanjang. Raihan rekor ini dibuat oleh 500 orang penabuh Dhol dari kalangan anak muda Bengkulu di kawasan Sport Centre Pantai Panjang.
Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI) Andre Purwandono mengatakan, rekor dunia yang dilakukan oleh kawula muda Bengkulu itu masuk kategori Superlatif atau suatu kegiatan yang terukur. Dhol ini juga merupakan satu-satunya alat musik di dunia dan tidak terdapat di belahan dunia manapun.
"Hanya ada di Bengkulu, tidak hanya rekor MURI yang terpecahkan, ini kami catat sebagai rekor dunia," kata Andre di Bengkulu, Kamis, 16 November 2017.
Advertisement
Baca Juga
Dalam atraksi yang ditampilkan para penabuh Dhol di lokasi yang hanya berjarak 25 meter dari bibir pantai tersebut, para peserta menabuh irama ketukan dasar Tamatam, Suena, dan Suari.
Alunan gitar akustik dan seruling bambu dengan hentakan pembangkit semangat peperangan sebagai simbol perang di Padang Karballa memperingati kematian cucu nabi Muhammad SAW Hasah Husein.
Ciri khas irama melayu berpadu alunan seruling padang pasir ini mampu membuat lebih dari 10 ribu masyarakat yang antusias menyaksikan peristiwa pemecahan ini terdiam. Bahkan, diakui Andre, dia berdebar-debar saat hentakan Dhol menggema di lapangan terbuka tersebut.
"Ada spirit yang muncul mendengarkan irama ini, saya sampai berdebar dan merinding," ujar Andre Purwandono.
Â
Saksikan tayangan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Pemecahan rekor dunia oleh 500 penabuh perkusi Dhol di Pantai Panjang Kota Bengkulu dalam rangkaian Pembukaan Bengkulu Expo 2017 dan hari ulang tahun ke 49 Provinsi Bengkulu mendapat respon positif dari berbagai pihak.
Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bahkan memastikan kegiatan tersebut akan menjadi agenda tahunan dan akan dilakukan kolaborasi yang lebih unik untuk tahun depan.
"Ini budaya, tradisi yang hanya dimiliki oleh Bengkulu, kita pertahankan dan lakukan yang lebih baik tahun depan," ujar Rohidin.
Koordinator pelaksana pemecahan rekor dunia, Deddy Wahyudi mengatakan, Dhol merupakan bagian dari kebudayaan Tabut Bengkulu yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 1 hingga 10 Muharram. Budaya bernafaskan Islam ini terus berkembang dan menjadi agenda nasional yang diperingati setiap tahun.
"Kita ingin budaya Tabut lebih mendunia,"Â kata Deddy.
Persiapan yang dilakukan oleh para penabuh Dhol tersebut terbilang singkat, hanya satu bulan saja. Alat musik yang memang sudah ada dibawa oleh masing masing kelompok yang terlibat dan disesuaikan irama dan gerakan oleh para instruktur yang memang sudah terbiasa mengemas seni pertunjukan secara profesional.
"Tidak sulit, mereka sudah punya kemampuan dasar yang disesuaikan dengan arahan instruktur, beberapa kali latihan gabungan, langsung siap," kata Deddy Wahyudi.
Pertahankan Tradisi
Dhol merupakan alat musik tanpa listrik atau perkusi yang terbuat dari pangkal pohon kelapa tua atau biasa disebut kelawang. Dasar atau bongkol Dhol dibuat lubang tanpa celah yang hanya ditutupi oleh kulit sapi dengan diamater 50 hingga 150 centimeter ini mampu menghasilkan dentuman tabuh yang sangat kuat.
Permainan alat musik Dhol pernah ditampilkan dalam berbagai agenda internasional termasuk saat penyambutan rombongan Raja Salman di Istana Bogor beberapa waktu lalu.
Pemerhati Budaya yang juga ketua Kerukunan Tabut Bencoolen Syiafril Syahbuddin mengatakan, perkembangan irama tabuhan dengan memadukannya dengan alat musik lain seperti seruling dan gitar akustik, tamtam dan simbal merupakan kombinasi yang sangat baik. Tetapi tiga irama ketukan dasar yaitu Tamatam, Suena, dan Suari yang menjadi ciri utama tabuhan Dhol tidak boleh diubah.
"Ciri utama tabuhan ini di tiga irama tersebut, silahkan dikombinasi tetapi dasarnya tetap dipertahankan," ujar Syiafril.
Salah seorang turis asal Belanda, Catherine Thompson mengaku kagum dan terpesona dengan permainan para penabuh Dhol yang terlihat kompak dalam pemecahan rekor dunia tersebut. Dia sengaja mengambil posisi yang sangat dekat dengan para penabuh saat pertunjukan ini berlangsung. Ada getaran yang sulit diungkapkan yang dia rasakan ketika dentuman Dhol yang dipadu irama seruling bernafaskan Islam ini dimainkan.
"It's Amazing and good spirit, I Like This," ujar Chaterine.