Kisah Horor Istana Raja Gula Asia Abad 19 di Semarang

Kisah seram nan horor dari Istana Oei Tiong Ham, raja gula Asia di Semarang. Bagaimana penjelasan ilmiahnya?

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 18 Jan 2018, 02:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 02:00 WIB
Kisah Horor Dari Istana Orang Terkaya Asia Abad 19
Istana Oei Tiong Ham saat gerimis turun. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Istana Gergaji atau Balekambang atau istana Raja Gula Asia Oei Tiong Ham di Semarang masih berdiri kokoh meski berusia seabad lebih. Memang banyak yang sudah bukan bagian bangunan asli, tapi keutuhan bangunan masih sesuai aslinya. Suasana horor dan seram menyengat.

Di istana yang pernah untuk memelihara 18 orang gundik ini, konon sering terdengar cerita seram nan horor. Erik, sang penjaga gedung, menceritakan bahwa ia sering menjumpai keganjilan. Baik berupa suara maupun bayangan.

"Paling sering yang saya lihat itu sosok seperti perempuan," kata Erik kepada Liputan6.com, Rabu (17/1/2018).

Sedemikian menarikkah sosok Oey Tiong Ham sehingga mampu memikat banyak perempuan dan mereka mau dijadikan gundik? Benarkah "hantu" itu ada dan berjenis kelamin perempuan? Di depan pintu lorong selatan inilah sering terlihat sosok bayangan perempuan. Hantu? (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)Menurut Erik, sosok bayangan yang pernah dilihatnya berada di pintu lorong sisi selatan. Erik tak bisa mengidentifikasi secara pasti. Namun, yang ia tangkap adalah perempuan yang mengenakan pakaian China seperti di negeri China dalam film-film kungfu.

"Horor yang paling berkesan itu ketika mendengar suara ribut seperti orang memandikan jenasah. Bahkan bau mayat juga," kata Erik.

Erik juga menyebutkan bahwa bukan hanya sosok-sosok bayangan manusia yang pernah ditemui. Ada juga binatang-binatang aneh dan binatang buas. Menurut Erik, hal ini karena di istana Oei Tiong Ham juga pernah didirkan kebun binatang.

Pernah suatu malam, masih sore untuk ukuran kota Semarang karena lalu lintas di Jalan Kyai Saleh masih ramai. Saat itu suasana gerimis. Erik berpatroli mengitari gedung dengan berpayung.

"Tiba-tiba saya mendengar suara guyuran air. Saya cari sumber suara itu, tapi semakin didekati kok kemudian mengecil dan hilang," kata Erik.

Suara guyuran air itu disertai dengan bau "injet" atau kapur yang biasa disertakan ketika memandikan jenazah menambah suasana horor. Sekejap menjelang hilangnya suara, ada suara isak dan ringik perempuan.

Sedangkan untuk binatang buas, Erik mengaku yang paling sering dilihat adalah sosok harimau, di bagian belakang istana Oei Tiong Ham itu.

 

Pusaka Rahasia

Pusaka Rahasia
Di balik lukisan ini adalah kamar utama yang terdapat bak pemandian dan sejumlah "pusaka". (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Tak hanya Erik, seorang tukang bangunan yang bertugas merenovasi bangunan itu juga mengalami kejadian aneh. Awalnya, upaya renovasi dilakukan karena ada ruangan yang disewa untuk kantor. Saat renovasi merambah sisi kamar selatan tukang itu iseng mengambil "sesuatu" dari dalam kamar.

Yang dimaksud Erik adalah dua kamar utama, di sayap kanan dan kiri setelah pintu masuk. Di bagian depan kamar terdapat lukisan wanita dan lelaki Belanda. Di bagian dalam terdapat kolam pemandian dengan patung perempuan di sudutnya.

"Setelah renovasi kamar, salah seorang tukang tidak masuk beberapa hari. Sakit katanya," kata Erik.

Sisi samping istana, sebuah tempat dimana sering terdengar pikuk orang memandikan jenasah. (foto:Liputan6.com/edhie prayitno ige)Pada hari saat tukang tersebut kembali bekerja, lanjut Erik, ketika ditanya perihal sakitnya dia justru mengaku tidak ada penyakit yang menderanya. Dia justru terburu-buru memasuki kamar yang sempat dia renovasi.

"Ternyata dia mengambil salah satu pusaka yang ada dalam rumah ini," kata Erik.

Erik kemudian mengungkapkan pengakuan si tukang. Setelah dia "iseng" mengambil pusaka sejenis keris, kemudian dia mambalutnya dengan kain putih dan dimasukkan tas. Malamnya, ketika tas itu dibuka dan dia memegang keris, panas seketika menjalar di tubuhnya.

"Tukang itu bercerita bahwa ketika masuk kamar hendak tidur, tiba-tiba dia melihat sosok perempuan, seolah menunggu kedatangannya," kata Erik.

Panas di tubuhnya semakin tinggi, dan itu berlangsung beberapa hari. Dan setiap tidur dia selalu mimpi ditemui wanita tadi. Tukang itu lalu nekad berangkat kerja dan segera mengembalikan keris yang diambilnya.

Selama tukang yang iseng itu libur, selalu terdengar suara ringik perempuan. Bahkan ada tiba-tiba muncul bayangannya secara mengagetkan.

Renovasi selesai. Istana Oei Tiong Ham sudah ditempati lagi. Sejak itu tak pernah ada lagi bayangan atau suara yang muncul.

 

Penjelasan Ilmiah

probowati
Probowatie Tjondronegoro : Cerita yang terus menerus menyebabkan otak meyakini sebuah cerita menjadi kebenaran. (foto : Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Memang sulit untuk membuktikan dan mempercayai cerita Erik, apalagi jika pemahaman menggunakan logika. Secara psikologis, orang sulit untuk percaya pada sesuatu yang belum dilihatnya sebagai bukti. Namun, nyatanya lebih banyak yang percaya.

Psikolog Probowatie Tjondronegoro menyebutkan bahwa kemampuan orang mempercayai sesuatu lebih kuat dibanding logika. Probowatie lalu menunjukkan ilustrasi yang disebut ilusi Musa.

Awalnya orang akan ditanya secara cepat dan hati-hati, 'Berapa banyak jenis hewan yang dibawa dalam bahteranya?' kemudian pertanyaan kedua, 'Margareth Thatcher pernah menjadi presiden mana?'

Dari kasus itu akan terlihat bahwa manusia adalah makhluk yang kikir secara mental. Mereka tak mau membuang energi dan waktu untuk mencari kebenaran, tapi lebih mempercayai intuisi. Bagian belakang, dengan dua pintu keluar masuk di sisi kanan dan kiri. Keberadaan lukisan dalam lingkaran, menambah kesan horor. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)Dijelaskan oleh Probowatie antara 10 hingga 50% orang yang disurvei gagal menyadari bahwa yang memiliki bahtera itu adalah Nuh, bukan Musa, dan Margaret Thatcher adalah perdana menteri, bukan presiden.

"Kondisi ini dikenal sebagai 'ilusi Musa'. Menggambarkan begitu mudahnya kita mengacuhkan detail sebuah pernyataan. Tentu karena ada hal lain yang kita nilai lebih menarik," kata Probowatie.

Alam bawah sadar yang sering mendengarkan sebuah cerita, lama-lama akan dominan dalam alam pikiran. Lama-lama pikiran itu akan meyakini bahwa cerita itu adalah sebuah kebenaran dan akhirnya akan mengendalikan perasaan.

"Meskipun kita tahu kita harus merunut pada fakta dan bukti, namun nyatanya kita tetap menggunakaan perasaan," kata Probowatie.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya