Balada Kusno, Tinggal di 'Rumah' Mungil untuk Menikmati Dunianya

'Rumah' Kusno ini ukurannya kurang dari 1 x 1 meter, dan tinggi hanya beberapa puluh sentimeter.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 13 Feb 2018, 18:03 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 18:03 WIB
kusno
Beginilah keseharian Kusno di "rumah" yang mungil, aneh, dan unik. (foto: Liputan6.com/FB/edhie)

Liputan6.com, Semarang - Apakah ada rumah mungil dengan atap sangat rendah, yakni kurang dari 1 meter? Ada. Itulah tempat tinggal Kusno warga Dusun Gentan, RT 003 RW 005, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Mungkin bukan rumah, tetapi lebih tepat disebut sebuah bivak yang hanya cukup untuk berteduh.

Rumah unik bin aneh ini tanpa dinding. Namun, Kusno sangat menikmati dan kerasan tinggal di sana. Kusno adalah anak Mbah Sayem, seorang manula yang tinggal tak jauh dari rumah mungil itu.

"Niku larene pancen damel piyambak. Jarene mboten tega ngrepoti ibune sing pun sepuh. (Itu anaknya memang bikin sendiri. Katanya enggak tega merepotkan ibunya yang sudah tua)," kata Mbah Sayem.

Mbah Sayem lalu bercerita bahwa Kusno menderita kelainan jiwa. Karya yang ia banggakan kepada Mbah Sayem ini, sejatinya hanya tiang-tiang yang berdiri untuk menyangga genting. Luasnya tak sampai satu meter. Hanya cukup untuk berteduh dada hingga kepala, tentunya dengan posisi badan bertekuk.

"Larene remen kok. Awan bengi nggih teng mriku. Sing penting mboten ngganggu sanes. (Anaknya senang kok. Siang malam ya di situ. Yang penting tak mengganggu orang lain saja)," kata Sayem.

Bagi orang umum mungkin memprihatinkan, tetapi bagi Kusno, "rumah" itu kebanggaan. Mbah Sayem menjelaskan bahwa Kusno selalu menyebut rumah-rumahan buatannya itu sebagai rumah, sehingga masyarakat menganggapnya sebagai rumah unik.

 

Dibuatkan Gubuk Lebih Besar

kusno
Sejumlah warganet membangun gubug Kusno agar lebih layak. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Rumah Kusno ini sempat menjadi perbincangan ketika ada seorang warganet memotret dan mengunggahnya di akun media sosial Facebook. Pengguna akun Bambang Setyawan menyebutkan dalam statusnya bahwa Kusno tinggal di sana karena tak nyaman tinggal bersama ibunya.

Status itu langsung mendapat respons warganet. Ramai-ramai mereka merencanakan perbaikan rumah Kusno agar lebih layak. Mereka pun langsung menggalang dana dan menjadwalkan perbaikan rumah Kusno.

"Awalnya, Kusno menolak, namun melalui pendekatan persuasif dan diplomasi rokok kretek, akhirnya ia menyetujuinya," kata Bambang.

Adapun salah satu warganet yang peduli masalah sosial, Permana, menjelaskan bahwa Kusno memang membuat rumah-rumahan karena ingin menikmati dunianya sendiri. Memang benar tak betah tinggal di rumah orang tuanya, tetapi bukan karena masalah serius, hanya karena ingin memiliki dunia yang berbeda.

"Kami berniat membuatkan gubuk agar Pak Kusno bisa meluruskan kakinya ketika berbaring, tidak dingin ketika hujan, tidak panas ketika terik," katanya.

Akhirnya, agenda pembuatan gubuk tersebut terlaksana pada Minggu, 11 Februari 2018, kemarin. "Alhamdulillah sekarang sudah jadi," ujar Permana.

Mbah Sayem kini merasa lega karena anaknya bisa lebih terawat dan terlindungi dari panas dan hujan.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya