Pesan Perdamaian Lewat Wayang Wahyu

Ulang tahun gereja di Sleman dirayakan dengan menggelar pertunjukan wayang yang sarat pesan perdamaian.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Nov 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 11:02 WIB
GKJ Dayu
GKJ Dayu menggelar pertunjukan wayang wahyu untuk menyampaikan pesan perdamaian (Liputab6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Gereja Kristen Jawa (GKJ) Dayu menggelar pertunjukan wayang wahyu di halaman gereja, Rabu (31/10/2018) malam. Perhelatan ini diadakan sebagai rangkaian peringatan HUT ke-25 gereja yang berada di kawasan Sleman itu.

Wayang wahyu, yang juga dikenal dengan sebutan wayang babat, wayang beber, atau wayang sabdo merupakan kesenian wayang kulit yang menceritakan kisah-kisah yang terdapat dalam Alkitab. Pertunjukan malam itu mengangkat cerita Kawulo Manunggal atau Rakyat Bersatu tanpa Perpecahan.

Selama dua jam, Ki Sutomo Tirto Mandiri memainkan wayang wahyu yang bercerita tentang para rasul yang melihat penderitaan rakyat di Anthiokia. Mereka berupaya memberi bantuan kepada rakyat.

"Rakyat yang bersatu saling menjaga kerukunan warga satu dengan warga lain," ujar Ki Sutomo.

Ketua Panitia Sub Hari Besar GKJ Dayu, Charisma Panca Nugraha, sengaja mengangkat tema budaya, khususnya wayang wahyu, untuk mengingatkan umat Kristen yang mayoritas dekat dengan budaya Jawa untuk melestarikan kebudayaan dan menjaga keharmonisan di dalam lingkup gereja maupun di masyarakat.

"Perjalanan kekristenan ini dapat diambil dari kisah-kisah yang ada di Alkitab maupun kehidupan nyata jemaat GKJ Dayu," tuturnya.

Selain wayang wahyu, GKJ Dayu juga menyelenggarakan beragam kegiatan, antara lain merti gereja yang mengajak jemaat secara bergantian membersihkan gereja selama sebulan, doa, dan dialog rohani di lima wilayah jemaat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya