Gawat, Pelajar di Solo Bikin Grup WA Khusus untuk Bolos Sekolah

Pelajar di Solo bikin grup WA khusus untuk bolos sekolah. Grup WA itu diberi nama Bolo-Dewe.

diperbarui 16 Jan 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2019, 08:00 WIB
9 Pelajar di Kediri
Foto Ilustrasi (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Solo - Petugas Satpol PP Solo menangkap 12 pelajar setingkat SMA dan SMP yang kedapatan membolos sekolah. Dari handphone mereka terungkap grup Whatsapp khusus yang dibuat khusus untuk membolos. Grup itu diberi nama Bolo-Dewe.

Admin grup tersebut berinsial YD, siswa salah satu SMA di Solo. YD mengaku baru beberapa bulan lalu membentuk grup WA tersebut. Lewat grup WA ituc dia mengoordinasi member grup untuk membolos satu hari sebelumnya.

Besok paginya pukul 06.30 ia meminta konfirmasi lagi ke kawan-kawan di grup itu untuk memastikan akan membolos dan berkumpul di mana. Jika tertangkap, dia berdalih membolos karena bangun kesiangan.

Ia mengaku baru sekali ini tertangkap dan kini jera setelah tertangkap Satpol PP.

Kabid Tibum Tranmas, Agus Sis Wuryanto, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa, mengatakan para pelajar yang tertangkap kedapatan sedang bersantai di warung makan pada saat jam sekolah.

“Para pelajar sering kali beralasan terlambat sehingga tidak masuk sekolah. Alasan klasiknya ya kesiangan, tetap kami amankan di markas Satpol PP untuk kami lakukan pembinaan,” ujarnya seperti dikutip laman Solopos.

Ia menambahkan operasi siswa bolos dilakukan di seluruh kecamatan di Kota Solo. Operasi dilakukan pada pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIB dengan sasaran lokasi yang sering digunakan untuk nongkrong.

Menurutnya, para siswa yang tertangkap lalu dibina di markas Satpol PP dan diminta membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi perbuatan mereka. Kemudian guru sekolah para pelajar itu dipanggil untuk menjemput mereka.

Siswa yang tertangkap bolos untuk kali kedua diwajibkan lapor ke markas Satpol PP setiap hari dan sekolah siswa tersebut harus berkoordinasi dengan Satpol PP.

Ia menambahkan para siswa yang tertangkap lantas dibawa ke Griya PMI, Mojosongo, untuk melihat kaum tunawisma agar siswa menyadari dampak dari membolos. Selain dibina, handphone para siswa diperiksa untuk memastikan tidak ada konten porno.

Siswa yang kedapatan memiliki video porno akan dipanggil orang tuanya. Pada 2019, Satpol PP menangkap 49 siswa yang membolos dari berbagai kawasan di Kota Solo.

 

Simak juga video pillihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya