Mengenal Pulung Gantung, Mitos Bunuh Diri di Gunungkidul

Mengurai fakta dan mitos gantung diri di Gunungkidul lewat film.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Mar 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2019, 20:00 WIB
Pulung Gantung
Film pulung gantung akan meramaikan layar bioskop di Indonesia pada tahun ini (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Film yang menceritakan soal mitos bunuh diri dengan cara gantung diri atau pulung gantung di Gunungkidul akan meramaikan layar bioskop di Indonesia pada September mendatang. Film yang diproduksi oleh KAMP Pictures ini juga dibintangi oleh sederet artis papan atas, seperti, Donny Alamsyah, Rianti Cartwright, Ray Sahetapy, Pit Pagau, Febby Febiola, Kelik Pelipur Lara, danMarwoto.

Produser eksekutif film ini adalah putra Gunungkidul bernama Muhammad Solikin. Ia merasa prihatin dengan fenomena bunuh diri pulung gantung di daerah asalnya.

"Film ini menjadi edukasi warga Gunungkidul, juga menjadi salah satu solusi dan upaya untuk menurunkan angka gantung diri di Gunungkidul, serta memberi edukasi secara umum kepada masyarakat tentang fenomena bunuh diri," katanya. 

Menurut Solikin, pulung gantung menjadi sejarah yang tidak terpisahkan dari Gunungkidul. Supaya tidak menjadi polemik dan kontroversi, ia pun mengundang para pakar dan pejabat pemerintahan untuk berdiskusi bersama. Tujuannya, memperoleh masukan dalam pembuatan film dan tidak keluar jalur.

Ia mengaku tidak akan memulai proses syuting seandainya tidak mendapat izin dari pemerintah kabupaten.

"Sebenarnya XXI juga sudah meminta kami untuk segera membuat film ini, mereka juga sudah membuat jadwal penayangannya," kata Solikin.

Film berdurasi 90 menit ini mengambil gendel suspend thriller dan mulai syuting pada April 2019. Ia juga sudah mendaftarkan judul film pulung gantung ke sejumlah festival film internasional di Belanda dan Perancis.

Pembuatan film yang diperkirakan menelan Rp 3 miliar ini juga bertujuan mengangkat potensi wisata Gunungkidul untuk menarik investor dan wisatawan sehingga menambah pendapatan daerah.

"Kami juga melibatkan anak-anak muda Gunungkidul dalam pembuatan film pulung gantung, mereka bisa mengikuti casting karena kami membutuhkan sekitar 40 sampai 70 orang pemeran lainnya," tutur Solikin.

Simak video pilihan berikut:

 

Bukan Karena Miskin

Pulung Gantung
Film pulung gantung akan meramaikan layar bioskop di Indonesia pada tahun ini (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Wakil Bupati Gunungkidul, Imbalan Wahyudi, menyambut baik pembuatan film pulung gantung.

"Kami ingin mengurai kontroversi ini, supaya banyak mata melihat dan tahu," ujarnya.

Ia menyebutkan, angka orang bunuh diri dengan gantung diri di Gunungkidul cukup tinggi. Pada Januari sampai Maret 2019 terdapat 13 kasus gantung diri. Tiga kecamatan dengan angka pulung gantung tertinggi adalah Playen, Tepus, dan Ngawen. Sedangkan angka gantung diri pada tahun lalu sebanyak 30 kasus dan pada 2017 ada 34 kasus.

"Ada juga beberapa kasus percobaan bunuh diri dengan menenggak obat tetapi gagal," kata Immawan.

Pemkab Gunungkidul juga sudah membentuk satgas bunuh diri sebagai suatu usaha mengurangi kasus bunuh diri. Mereka menyambangi warga yang berpotensi bunuh diri, seperti warga yang pernah melakukan percobaan bunuh diri, warga yang sakit keras, dan warga yang kesepian dan menjadi depresi.

Fakta yang terungkap selama ini, penyebab bunuh diri di Gunungkidul bukan karena kemiskinan, tetapi karena orang merasa sendiri dan kesepian.

"Kesepian yang menjadi depresi ini sekitar 80 persen penyebab kasus bunuh diri," ucapnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya