Aparat Amankan Mahasiswa Pembawa Buku DN Aidit, Ini Kata Pengamat Literasi

Kritikus sastra sekaligus pengamat literasi Muhammad Al-Fayyadl jadi salah satu orang yang menyayangkan tindakan aparat itu.

diperbarui 30 Jul 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2019, 13:00 WIB
Muhammad Al Fayyadl
Kritikus sastra dan pengamat literasi Muhammad Al Fayyadl. (Dicko/TimesIndonesia)

Probolinggo - Penangkapan dua mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Vespa Literasi karena kedapatan membawa buku biografi DN Aidit di Alun-Alun Kraksaan, Probolinggo, mendapat kecaman dari banyak pihak. Kritikus sastra sekaligus pengamat literasi Muhammad Al-Fayyadl jadi salah satu orang yang menyayangkan tindakan aparat itu.

Al Fayyadl menganggap pihak aparat harus lebih mengetahui dan memahami tentang buku literatur itu. “Mereka harus ramah dengan buku,” katanya dikutip Times Indonesia, Selasa (30/7/2019).

Pria yang juga penulis buku Dekonstruksi, Jacques Derrida itu menuturkan, saatnya di zaman sekarang ini harus lebih melek dengan dunia perbukuan. Tidak langsung melakukan penyitaan terhadap buku-buku itu.

Ia berpendapat, sejauh ini tidak ada dasar dan aturan legalitas pada orang yang membaca atau mengoleksi buku-buku terkait sejarah kaum kiri, isu 65, atau buku-buku biografi tokoh kiri.

"Kalau itu dilarang, bagaimana sajian tulisan yang ada di internet. Itu malah lebih mengerikan," ujar pria yang akrab disapa Ra Fayyadl itu.

Di negara demokrasi saat ini sudah diperbolehkan kepada siapapun, terutama mahasiswa, untuk mempelajari dan membaca buku-buku sejarah. Baik soal komunis, maupun buku kiri yang lain. Tujuannya itu untuk menambah wawasan.

"Jadi intinya, polisi itu belum membaca buku itu sebelum membaca. Padahal di Malang, atau di Yogyakarta, buku macam itu banyak beredar dan menjadi bahan diskusi," jelas Alumnus Filsafat Kontemporer dan Kritik Kebudayaan di Université de Paris VIII (Vincennes-Saint-Denis), Prancis ini.

Bahkan, dalam diskusi apapun, buku wacana macam itu boleh dijadikan bahan diskusi. Bahkan, pernah ia baca di salah satu media nasional, yang menyatakan kritik pedas pada buku tentang tokoh Aidit itu. Sekarang semua orang, bisa menilai Indonesia ini dari segi manapun.

"Buku-buku itu sudah selayaknya dikonsumsi oleh publik, terutama pada kalangan mahasiswa. Jadi saya menyayangnya jika dua pemuda dari vespa literasi di Kabupaten Probolinggo, diamankan karena buka lapak gratis baca buku DN Aidit itu," tutup Muhammad Al-Fayyadl.

Baca juga berita TimesIndonesia.co.id lainnya di sini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya