Liputan6.com, Jakarta Selama 10 hari, Festival Sandeq Race akan diselenggarakan tepatnya pada 7-16 Agustus 2019, di Sulawesi Barat. Festival yang mengompetisikan perahu layar tradisional suku Mandar itu, dimulai dari Kabupaten Polewali Mandar, dan berakhir di Kebupaten Mamuju.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan jarak tempuh yang harus diselesaikan peserta memang cukup jauh, sehingga lomba digelar marathon. Nantinya disetiap etape diisi beberapa rangkaian kegiatan di darat atau depat teras Sandeq.
"Festival Sandeq Race adalah kegiatan rutin yang selalu digelar setiap tahun. Rutenya mengikuti laut dalam, di sepanjang pantai Sulawesi Barat. Mulai dari Pantai Bahari di Polewali Mandar, hingga Pantai Manakarra di Mamuju," ujarnya, Selasa (6/8).
Advertisement
Menurut Rizki, kapal Sandeq adalah kerajinan tradisional yang digunakan selama berabad-abad oleh para nelayan Mandar, Polewali dan Mamuju. Kapal ini sering dipuji sebagai kerajinan cadik tercanggih di dunia dan kerajinan tercepat di dunia.
Saat ini, perahu nelayan tradisional Mandar yang juga sering digunakan untuk transportasi itu telah ditetapkan sebagai ikon pariwisata Sulawesi Barat. Dalam pelayaran, Sandeq mengadopsi teknik zigzag melawan angin, dan dapat mencapai kecepatan hingga 15-29 knot.
"Alasan inilah, Sandeq diakui sebagai perahu layar cadik tercepat di dunia. Bentuknya yang ramping dengan lebar mulai dari 1,5 hingga 2 meter, memungkinkannya bermanuver dengan cepat melalui gelombang. Penelitian juga menunjukkan bahwa Sandeq adalah kapal tangguh yang memiliki kelincahan untuk menghadapi angin kencang dan arus di laut lepas," urainya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Ricky Fauziani menambahkan, festival ini rencananya akan diikuti 20 kapal Sandeq tercepat, bersama dengan 260 Passandeq atau pelaut Sandeq. Satu tim kapal Sandeq terdiri dari 13 kru/ pelaut. Tour akan dimulai pada 11 Agustus dengan lomba Segitiga Polewali Mandar.
"Pembukaan Festival Sandeq Race 2019 akan dimeriahkan dengan karnaval budaya, lomba lepa-lepa, Sandeq Kecu, dan pameran budaya Desa Sandeq. Di Majene sendiri akan ada sejumlah pertunjukan seni dan budaya, pesta kuliner etnis Mandar, dan pemutaran film dokumenter. Kegembiraan akan berlanjut di hari-hari berikutnya. Seperti di tahap ketiga Sedana-Deking, serta tahap keempat dan terakhir dari Deking ke garis finish di Pantai Manakarra, Mamuju," ungkapnya.
Festival Sandeq Race 2019 akan menampilkan keterampilan luar biasa dari para pelaut dalam mengendalikan perahu kayu. Tanpa bantuan teknologi modern, mesin, atau gadget navigasi saat mereka berusaha untuk saling beradu kecepatan.
"Ini akan menjadi perhelatan yang sangat seru di Provinsi Sulawesi Barat, khususnya di Kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju. Karenanya, pastikan Anda hadir ke lokasi untuk menyaksikan keseruan Festival Sandeq Race 2019," ingatnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Festival Sandeq Race 2019 memiliki potensi besar untuk mendatangkan wisatawan. Terlebih, event ini sudah menjadi kegiatan rutin tahunan. Artinya, sudah banyak yang tahu dengan gelaran tersebut.
"Festival Sandeq Race 2019 adalah perpaduan antara atraksi budaya, wisata bahari dan sport tourism. Pasti sangat menarik," jelasnya.
(*)