Liputan6.com, Cirebon - Kepergian ulama KH Maimun Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen juga meninggalkan duka mendalam bagi sejumlah kalangan, termasuk ulama yang ada di Cirebon.
Salah satunya keluarga Ponpes Khas Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. Pengasuh Ponpes Khas Kempek Cirebon KH Mustofa Aqiel Siradj mengatakan Mbah Moen merupakan sosok yang baik sepanjang hidupnya.
Advertisement
Baca Juga
"Hampir semua kiai di Cirebon pernah belajar kepada beliau," kata Aqil Siradj yang juga menantu almarhum, Selasa (6/8/2019).
Menurutnya, sosok Mbah Moen merupakan ulama sangat karismatik. Dari sisi keilmuan, Maimun Zubair merupakan ahli dan pelaku sejarah.
Ia mengaku, kedalaman ilmu Mbah Moen tak berkurang sedikit pun meski usianya sangat sepuh.
"Pelaku sejarah terutama di masa kemerdekaan RI," kata Mustofa Aqiel pada kesempatannya sebelum memimpin Solat Gaib.
Mbah Moen saat itu terlibat aktif dalam perang gerilnya melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan RI. Bahkan, kata dia, Mbah Moen masih mengingat detail setiap pertempuran termasuk para korban yang gugur dalam peristiwa itu.
"Makanya Mbah Moen sangat cinta terhadap NKRI karena beliau tahu betul perjuangan kemerdekaan bangsa ini," ujar dia.
Pengalaman Maimun Zubair semasa merebut kemerdekaan RI menjadi pelajaran berharga untuk mendidik generasi penerus menghargai sejarah dan pejuang terutama para santri saat itu.
Mendidik Santri
Dia mengaku mengenal Mbah Moen yang penuh belas kasih. Sosok Maimun Zubair tak pernah marah dalam setiap mendidik santri.
"Kalau ada santri yang nakal justru didoakan. Contoh saat itu ada santri gondrong kan di pondok tidak boleh gondrong. Beliau lantas tidak langsung mengawal santri cukur rambut. Tapi malah diajak salat di sampingnya. Sambil wirid dielus rambutnya, sambil bilang rambut mu bagus ya. Seketika santri itu langsung pulang kampung dan minta cukur," tutur dia.
Dalam mendidik santri, sosok Mbah Moen sangat santun. Dia selalu mendoakan santri yang dianggap selalu memandel.
Mustofa Aqiel menuturkan, di mata Mbah Moen memiliki anak yang nakal adalah cobaan besar. Oleh karena itu, sebagai orangtua harus mampu melakukan pendekatan dengan hati.
"Kalau ada anak nakal jangan disakiti apalagi dihukum karena kita tidak mau anak kita sendiri seperti itu. Beliau lebih memilih jalan lain yang santun untuk menegur para santri," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Advertisement