Liputan6.com, Rembang - Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen meninggal dunia di Makkah al Mukaromah, Selasa (9/8/2019), pukul 04.17 waktu setempat. Ulama NU asal Rembang itu dikenal kharismatik dan sangat bersahaja.
Sosoknya yang sederhana itu pernah diungkap Aipda Wuri Sutrisno, seorang polisi pengemudi mobil patwal. Saat itu Mbah Moen ingin menghadiri kegiatan di Jakarta. Dari Rembang dikawal mobil patroli dan pengawalan (Patwal) Satlantas Polres Rembang, menuju Semarang.
Namun, lantaran masih tersisa waktu lumayan lama sebelum penerbangan,Ā Mbah Moen memutuskan transit terlebih dahulu ke rumah dinas Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Advertisement
Sekitar pukul 16.15 WIB, Mbah Maimoen kemudian keluar dari rumah dinas Wakil Gubernur hendak menuju Bandara Ahmad Yani. Meski sudah disiapkan mobil Toyota Alphard, Mbah Moen malah memilih naik mobil patwal polisi dan duduk di kursi depan bersama pengemudi mobil patwal.
"Ya terkejut-lah, tapi bercampur senang bisa mengemudikan mobil bersama Mbah Moen," kata Aipda Wuri kepada Liputan6.com kala itu.
Aipda Wuri tidak menyangka Mbah Maimoen berkenan naik mobil patwal polisi, karena tidak selazimnya tokoh-tokoh penting sekaliber Mbah Moen melakukan hal itu.
"Mbah Maimoen selama perjalanan ke Bandara Ahmad Yani Semarang, sering mengingatkan untuk berhenti tiap kali lampu pengatur lalu lintas berwarna merah," katanya.
Mengingat Mbah Moen sudah sepuh, lanjut Aipda Wuri, mobilnya melaju sangat hati-hati. "Tiap kali melintas di lampu pengatur lalu lintas dan berwarna merah, Beliau selalu meminta untuk berhenti, seperti pengguna jalan pada umumnya," katanya.
Aipda Wuri menambahkan, Mbah Maimoen juga sempat berbincang dan meminta agar pihak kepolisian sering-sering menjalin silaturahmi dengan masyarakat.
"Mbah Maimoen bilang polisi enggak seperti dulu, sekarang polisi sudah berbaur. Beliau berpesan yang penting sering silaturahmi sama masyarakat," katanya menirukan perkataan Mbah Moen.