Siap-Siap, Lampung Sedang Membangun Wisata Keren

Kawasan 200 hektare ini akan diisi mulai dari hotel, mal, ruang pertemuan, MICE, instalasi seni dan lain-lain.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 16 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2020, 09:00 WIB
bakauheni
Maket dan mural serta karya seni di Pelabuhan Bakauheni Lampung yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry. (foto: Liputan6.com / yandhi deslatama)

Liputan6.com, Lampung - PT ASDP Indonesia Ferry berencana membuat kawasan wisata baru di dekat Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Di kawasan ini akan berdiri hotel, Mice, hingga Convention Hall sebagai penunjang tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni.

Menurut Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, pembangunan obyek wisata baru terpadu ini melibatkan ASDP, HK, ITDC, bersama Pemprov Lampung. Luasnya mencapai 200 200 hektare.

"Bagi kami, ini bukan hanya ekonomi, tapi juga mengembangkan sesuatu yang kontribusinya menjadi sesuatu buat masyarakat Lampung," kata Ira Puspadewi, ditemui di atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Port Link, Sabtu (15/02/2020).

Untuk menunjang, ASDP terus mengubah image pelabuhan dengan nuansa seni. Lebih khusus di jalur penyeberangan Pelabuhan Merak dan Bakauheni.

Karya-karya Lala Bohang, Olopolo, Ruth Marbun, Serrum, Slinat, Wild Drawing (WD), Wulang Sunu, Yosia Raduck, hingga Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie akan terpampang.

 

Memory yang Hilang: Dicatat!

bakauheni
Suasana konferensi pers H(art)bour Festival. (foto: Liputan6.com/yandhi deslatama)

Salah satu seniman, akrab disapa WD, karyanya mudah ditemui di Asia, Eropa, dan Amerika. Laki-laki kelahiran Bali ini sekarang tinggal di Athena, Yunani.

Muralnya yang berjudul "Facing The Future" terpampang di tembok besar di Dermaga Eksekutif Bakauheni.

"Mural ini bercerita tentang intelegensia manusia yang menciptakan senjata mutakhir. Ini bisa berfungsi sebagai alat penolong atau penghancur peradaban. Karya ini menjadi bayangan kontemplasi melihat masa depan, sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan bijak," kata Ira.

Dalam karya Slinat, berjudul "Mirror Memory" bercerita tentang kenangan yang selalu hadir di pelabuhan, yakni pedagang kaki lima. Dalam mural itu diceritakan pelabuhan yang terus bertransformasi.

Pameran seni ini ditampilkan sejak 21 Desember 2019 hingga 21 Februari 2020, dalam sebuah acara bertajuk Harbour Festival. Pada Sabtu 15 Februari 2020 digelar pula video mapping.

Memperbaharui Citra

bakauheni
Instalasi mengubah peradaban seperti ini akan mendominasi pelabuhan. (foto: Liputan6.com/yandhideslatama)

Menurut Ira, tujuan H(art)bour Festival bertujuan pembaharuan image. Melalui seni, diharapkan cutra pelabuhan menjadi lebih beradab.

"Penghargaan tertinggi itu seni. Kita ingin menghargai dan meningkatkan peradaban. Di Bakauheni nanti, di Menara Siger, kita rencanakan untuk menjadi museum yang bercerita tentang (Gunung) Krakatau," kata Ira.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) mendukung upaya PT ASDP Indonesia Ferry. BUMN itu tak hanya berkarya di bidang transportasi, namun juga membangun dan mengelola wisata seni dan edukasi.

Menurut Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenpaekraf, memasarkan wisata harus mengutamakan akses, akomodasi, dan atraksi. ASDP hanya tidak mengurusi transportasi, tapi ini juga bisa menjadi wisata.

"Kita gerakkan wisatawan dalam negeri untuk jalan-jalan di daerah sendiri," kata Nia Niscaya.

Simak video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya