Liputan6.com, Palu - Ranger Gunung Rorekatimbu dari Balai Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengevakuasi dua mahasiswa lantaran mengalami hipotermia saat mendaki gunung di Kabupaten Poso tersebut. Pihak Balai TNLL menyatakan, para pendaki pemula itu mendaki gunung tanpa prosedur keamanan.
Dua orang yang dievakuasi dari gunung Rorekatimbu itu merupakan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pendaki yang beranggotakan 13 orang. Kelompok pendaki itu memulai pendakian pada Sabtu 29 Februari sekitar pukul 08.00 Wita.
Setelah mencapai 'puncak dingin', sebutan titik tertinggi Gunung Rorekatimbu, di perjalanan turun pada Sabtu malam, dua mahasiswa yang kelelahan terserang hipotermia dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Advertisement
Baca Juga
Informasi pendaki terserang hipotermia tersebut baru diterima petugas Resort Tongoa Balai TNLL pada Minggu sekitar pukul 01.00 dini hari setelah rekan korban lainnya turun gunung melapor ke petugas.
"Informasi yang kami terima, dua orang terkena hipotermia, salah satunya pingsan. korban sudah terserang hipotermia sejak pukul 11.00 Wita, Sabtu malam," cerita Asdi, ketua tim evakuasi korban, Senin (2/3/2020).
Proses evakuasi dimulai sekitar pukul 01.00 Wita, Minggu dini hari. Delapan petugas menuju lokasi berjarak 5 kilometer dari pos Resort Tongoa. Asdi bercerita, dua korban dalam keadaan lemas di lokasi Heliped di ketinggian 2000 MDPL. Bahkan satu di antaranya harus ditandu petugas karena tidak bisa lagi menggerakkan kaki.
"Salah satunya kami tandu sejauh 5 kilometer karena tidak bisa lagi menggerakkan kaki. Satu lagi dipapah karena mulai sadar setelah kami beri makanan," Asdi menuturkan.
Kedua korban baru berhasil dievakuasi ke pos Resort Tongoa sekitar pukul 5.30 Wita, Minggu pagi. Kemudian keduanya langsung dibawa ke fasilitas kesehatan di Kota Palu.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Buruknya Manajemen Pendakian
Asdi, Kepala Resort Tongoa Balai TNLL mengungkapkan, kedua pendaki pemula itu sebenarnya telah diperingati petugas untuk tidak nekat mendaki. Pasalnya saat melapor di pos jaga, kedua korban dan rombongannya tidak memenuhi standar keamanan pendakian, terutama pelindung badan. Bahkan beberapa di antaranya, termasuk korban, hanya mengenakan sandal dan jaket biasa.
"Dari standar keamanan mendaki, mereka tidak layak. Saya sendiri yang ingatkan mereka saat melapor," ungkap Asdi.
Asdi juga mengatakan, kasus hipotermia di lokasi perkemahan dan pendakian kawasan Resort Tongoa kerap kali terjadi. Jatuhnya korban hipotermia dikarekan pendaki tidak menjalankan standar keamanan saat aktivitas mendaki gunung. Padahal pada musim hujan seperti saat ini, suhu di Rorekatimbu dan Telaga Tambing, yang jadi favorit pengunjung, bisa turun emncapai di bawah 20 derajat celsius.
"Lebih 6 tahun saya tugas di sini. Rata-rata korban abai dasar keamanan kemah atau mendaki gunung, seperti pakaian dan logistik. Kalau memaksakan mendaki terus kelelahan dalam kondisi itu, hipotermia tidak bisa dihindari. Mendaki gunung itu tidak bisa hanya modal semangat dan ikut-ikutan," kata Asdi menambahkan.
Advertisement