Liputan6.com, Palu Pandemi Covid-19 yang sedang menjadi kekhawatiran global justru membuat sekelompok anak muda di Kota Palu menggalang solidaritas untuk penyintas gempa Palu yang masih tinggal di tenda-tenda darurat. Mereka membagikan cairan pembersih tangan atau Hand Sanitizer gratis ke penyintas di tengah sulitnya mendapatkan produk pembersih sederhana itu.
Baca Juga
Advertisement
Produk Pembersih tangan sederhana atau Hand Sanitizer menjadi barang langka di tengah pandemi dan kekhawatiran publik terhadap Corona Covid-19. Bagi para penyintas gempa yang masih tinggal di tenda-tenda darurat di Kelurahan Balaroa, Palu Barat, perlengkapan kesehatan itu kian menjadi kebutuhan karena kondisi lingkungan yang jauh dari layak.
Kerentanan gangguang kesehatan yang dialami penyintas di pengungsian itulah yang membuat sekelompok anak muda dalam komunitas Sikola Pomore mengisiasi gerakan bagi-bagi Hand Sanitizer gratis untuk penyintas gempa Palu yang telah tinggal selama 1,5 tahun di shelter pengungsian itu.
Sebelum membagikan pembersih tangan, Yaumil, Sindi, dan Yuda dari komunitas Sikola Pomore, memulai gerakan solidaritas mereka untuk penyintas gempa dengan memproduksi sendiri Hand Sanitizer atas bantuan sebuah sekolah kejuruan di Palu yang memiliki jurusan farmasi. Hanya 50 botol yang mampu mereka produksi lantaran bahan baku yang sulit didapat saat ini di pasaran.
"Masih sedikit yang bisa kami buat (hand sanitizer) karena tidak dapat lagi bahan bakunya. Tapi semoga ini membantu penyintas di sini (shelter pengungsian Balaroa). Di sini sangat rentan virus," kata relawan Sikola Pomore, Yaumil Masri, Kamis (26/3/2020).
Di tenda-tenda darurat para penyintas menerima pencegah sederhana Covid-19 itu layaknya menerima barang mewah yang mereka tunggu-tunggu.
"Ini sangat membantu. Kami sulit dapat ini (hand sanitizer). Siapa yang tidak takut virus itu (Covid-19)? Apalagi kami di sini," ungkap salah satu penghuni tenda darurat Balaroa, Rosmini, Kamis (26/3/2020).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kolaborasi Sukarelawan dan Sekolah Kejuruan Farmasi
Aksi solidaritas itu sendiri juga atas andil para siswa SMK Muhammadiyah Palu. Alih-alih meliburkan diri seperti anjuran pemerintah, mereka justru mengambil jalan memberi manfaat bagi kalangan rentan melalui keilmuan yang mereka miliki. Kepala Program Jurusan Farmasi SMK Muhammdiyah 1 Palu, Tiara, mengungkapkan selain dirinya, dia juga melibatkan dua siswi di jurusannya untuk membantu.
“siswa-siswi yang embantu membuat hand sanitizer sudah seizin orangtua mereka, saya yang bermohon,” ujar Tiara di Laboratorium SMK Muhammadiyah 1 Palu, Rabu (25/3/2020).
Tiara memastikan bahwa hand sanitizer yang mereka buat mengikuti standar WHO seperti bahan dan takarannya. Para siswa menggunakan campuran bahan alkohol berkadar 95 persen, hidrogen Peroksida atau H202, dan Gliserol. Tambahan beberapa tetes pengharum juga diberikan agar bau alkohol tidak begitu menyengat. Standar WHO yang mereka gunakan yakni untuk 1 liter, takarannya adalah alkohol 833 ml, Hidrogen Peroksida 41,7 ml, dan Gliserol 14,7 ml.
“Kami tidak boleh membuat tanpa mengikuti standar itu (WHO). Jadi mesti dengan acuan dan formulasi yang tepat. Kalau tidak, nanti tidak efektif membunuh bakteri,” Tiara menjelaskan.
Kendala yang dihadapi para siswa itu saat ini adalah sulitnya mereka mendapatkan bahan baku. Kalaupun ada, harganya jauh melambung dari harga normalnya.
Meski begitu para sukarelawan itu mengaku akan berusaha agar tetap bisa memproduksi hand sanitizer untuk kalangan atau orang-orang yang memiliki risiko tinggi di tengah pandemi Covid-19.
“Kami baru memesan bahan bakunya dari Makassar, semoga ada. Ini supaya orang-orang yang terpaksa harus tetap bekerja di luar rumah dan yang memiliki risiko tinggi tetap bisa menjaga kebersihan dan kesehatannya,” kata Sukarelawan Sikola Pomore.
Advertisement