Liputan6.com, Blora - Banyak orang belum tahu, konon Masjid Agung Demak dibangun dari batu bata yang dibuat di Blora, Jawa Tengah. Batu bata itu dibuat sendiri oleh Sunan Kalijaga, saat dirinya berkelana di sebuah tempat terpencil bernama Dukuh Karang Legi, Desa Patalan, Blora.
"Itu blumbang untuk membuat batu batanya Sunan Kalijaga," ujar Supardi, Warga Karang Legi, kepada Liputan6.com, sambil menunjukkan sebuah benda di lokasi makam keramat, Kamis (30/4/2020).
Baca Juga
Supardi mengatakan, blumbang itu kini menjadi barang yang dikeramatkan warga sekitar. Awalnya, kata dia, batu bata yang dibuat Sunan Kalijaga sebetulnya untuk membangun masjid di Karang Legi.
Advertisement
"Karena tidak jadi untuk bangun masjid di Karang Legi, batu bata kemudian dilempar untuk masjid Demak," katanya.
Supardi menambahkan, zaman Wali Songo yang tidak mungkin serba menjadi mungkin. Dia bilang, batu bata Sunan Kalijaga dahulu kala pada abad ke XV juga diperkirakan untuk kebutuhan bangunan menara Kudus.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Cerita Juru Kunci
Senada yang di sampaikan Supardi, Mbah Joyo, tokoh masyarakat setempat mengatakan, dahulu kala Sunan Kalijaga tidak jadi membangun masjid di Karang Legi lantaran kedahuluan ayam berkokok.
"Batu batanya terus untuk masjid Demak, di sini sudah tidak ada yang utuh," kata dia.
Mbah Joyo bercerita, seringkali banyak warga dari berbagai daerah datang ke petilasan Sunan Kalijogo. Dikatakannya, baik warga Solo hingga warga luar kota lainnya pun pernah datang.
"Di sini (lokasi petilasan) sudah tidak ada batu bata yang utuh. Jika menemukan yang utuh mau ada yang beli berapapun permintaannya," ucap warga yang mengaku juru kunci kuburan Karang Legi itu.
Menurutnya, batu bata yang dibuat Sunan Kalijaga saat ini di Karang Legi adanya hanya pecahan atau puing-puing saja dan yang utuh dahulu untuk masjid Agung Demak.
"Cerita turun temurunnya seperti itu. Untuk masjid Agung Demak," kata dia.
Dirinya menambahkan, ada beberapa titik yang dikeramatkannya di area makam Dukuh Karang Legi.
"Lokasi blumbang untuk buat batu bata, kemudian tempat yang tidak jadi dibangun masjid, lalu tempat kandang bebek yang pernah dipelihara oleh Sunan Kalijaga. Itu dikeramatkan," ucap dia menyebutkan.
"Tidak boleh sembarangan," Mbah Joyo menambahkan.
Saat Liputan6.com berkunjung, di lokasi petilasan itu tampak bebatuan alam, serta batu bata model kuno yang tinggal puing-puing.
Terdapat satu batu bata yang masih bisa diukur dengan memakai peralatan meteran. Ukurannya tampak cukup besar dibandingkan batu bata sekarang. Dengan panjang 28 centimeter, lebar 19 centimeter dan memiliki ketebalan 10 centimeter.
Advertisement