Varian Baru Virus Corona B117 Muncul di Tanah Air, Epidemiolog UGM: Tak Perlu Ubah Strategi

Indonesia tak perlu mengubah strategi dan pola pengendalian Covid-19 meski varian baru Virus Corona B117 telah ditemukan di tanah air.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2021, 02:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2021, 02:00 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Terkait kemunculan varian baru virus Corona B117 di tanah air, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad mengatakan, Indonesia tak perlu mengubah strategi dan pola pengendalian Covid-19.

"Strateginya tetap sama. Strategi akan berubah apabila model transmisinya berubah. Misalnya dari 'droplet' ke 'airborne'," kata Riris, Senin (8/3/2021).

Pola pengendalian yang utama, menurut dia, tetap dengan 5M yang mencakup pemakaian masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas disertai dengan 3T (tracing, testing, treatment).

Menurut dia, pola tracing atau pelacakan kasus Covid-19 dapat dilakukan seperti biasanya jika penularannya sejak awal terkendali. Namun demikian, apabila telah meluas, perlu dilakukan penapisan secara massal di komunitas.

"Jadi bukan masalah jenis virus atau mutasinya, tetapi lebih pada cara penularannya," katanya.

Meski demikian, lanjut Riris, apabila intensitas penerapan 5M dan 3T tidak ditingkatkan penularan memungkinkan terjadi lebih cepat mengingat daya tular B117 disebut-sebut 70 persen lebih tinggi

Adapun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini diterapkan, bisa saja efektif menghambat penularan sekalipun disertai varian baru virus Corona B117 asalkan signifikan menekan mobilitas masyarakat.

"Cara yang efektif untuk menghentikan penularan ya dengan menghentikan mobilitas, karena transmisi itu kan berbanding lurus dengan mobilitas. Kalau mobilitas bisa dikurangi transmisinya juga akan berkurang," katanya.

Munculnya varian B117, kata Riris, memungkinkan memiliki dampak pada aspek kecepatan penambahan kasus yang kemudian berimplikasi pada penyediaan fasilitas kesehatan.

"Karena jumlah pasien yang dirawat meningkat, sehingga harus ada penambahan jumlah tempat tidur. Tapi untuk strategi pengendalian ya tetap sama," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi meminta masyarakat tidak terlalu khawatir berlebihan dengan B117, karena varian baru ini belum terbukti mempengaruhi derajat keparahan pada pasien Covid-19.

Menurut Gunadi, Kemenkes RI telah melakukan upaya yang tepat dengan melacak kontak erat dua tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Karawang yang terpapar varian baru virus Corona B117, meski keduanya kini telah dinyatakan negatif.

"Yang jelas tetap lakukan protokol 5 M (mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas), selama ini kan itu cukup efektif," katanya. 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Infografis

Infografis Waspada Varian Corona B117 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Varian Corona B117 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya