Tantangan dan Rintangan 1 Tahun Virus Corona Bercokol di Blora

Pemkab Blora mengumumkan kasus positif pertama Covid-19 pada 19 April 2020. Saat itu juga Blora menjadi masuk ke dalam kawasan zona merah Covid-19.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 24 Mei 2021, 21:14 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2021, 20:00 WIB
Virus Corona Blora
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Pada 9 April 2020, seorang pria berusia 32 tahun di Blora meninggal dunia. Sebelumnya, yang bersangkutan sempat dirawat di RSUD dr R Soetijono Blora dan dirujuk ke RSUD dr Moewardi Solo atas dugaan positif virus Corona. Selang 10 hari berikutnya, Pemkab Blora mengumumkan kasus positif pertama Covid-19. Saat itu juga Blora langsung menjadi kawasan zona merah Covid-19. 

Saat itu, hasil pemeriksaan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dikeluarkan RSUD dr Moerwardi Solo, menyatakan pria yang meninggal tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

Setahun lebih sudah virus Corona bercokol di Blora. Banyak hambatan dan rintangan yang perlu dihadapi para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanggulangan Covid-19. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat mengatakan, selain keterbatasan hambatan yang paling membuat lelah para tenaga kesehatan adalah semakin hari semakin berkurangnya kesadaran warga akan pentingnya protokol kesehatan.

Selain itu, pihaknya pernah juga dihadapkan dengan tantangan berat dari masyarakat sendiri yang masih percaya bahwa kasus Covid-19 adalah modus untuk memperkaya diri para tenaga kesehatan.

"Ada juga tuduhan jika Covid-19 itu digunakan cara orang kesehatan golek duet (cari uang), semacam itu. Jika di Covidkan, kan mbayar. Misal ngeklaim Rp 350 juta seperti itu kan duete sopo (uangnya siapa). Kan bingung," ungkap Edi akhir pekan lalu.

Dia menambahkan, untuk meyakinkan masyarakat, sebagai nakes pihaknya menggunakan dasar teori yang tidak asal-asalan. Edi sendiri menyadari bahwa merubah perilaku masyarakat itu tidak gampang dilakukan.

"Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat itu, berusaha harus mampu untuk merubah perilaku masyarakat agar mengerti dan mau menjalankan prokes," katanya.

Lebih lanjut, Edi menegaskan, mengubah perilaku masyarakat merupakan kunci utama yang digunakannya sebagai bagian garda terdepan melawan penyebaran Covid-19.

"Kalau kita penyuluhan untuk sekedar tahu, orang yang tidak mau mengerti dan tidak mau menjalankan, maka itu ya sama saja. Tahu dan mengerti serta mau menjalankan itu kuncinya," kata Edi.

Berdasarkan update data Covid-19 Kabupaten Blora pada hari Minggu, 23 Mei 2021, tercatat melalui data yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, totalnya ada 6.854 kasus positif Covid-19 sejak awal muncul sampai sekarang.

Dari jumlah tersebut dinyatakan sudah sehat sebanyak 6.380 orang dan dirawat di rumah sakit sebanyak 16 orang, serta dinyatakan meninggal dunia sebanyal 342 orang.

Hingga saat ini, sebanyak 116 orang positif Covid-19 di Blora melakukan isolasi mandiri, dan sebanyak 27.444 orang dinyatakan telah melakukan pemeriksaan swab.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya