Liputan6.com, Gunungkidul - Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Gunungkidul mulai menggelar pembelajaran tatap muka langsung. Meski masih sangat terbatas, hal ini tentunya bisa menjadi angin segar bagi dunia pendidikan Gunungkidul.
Sebagaimana diketahui, selepas pandemi Covid-19 melanda dunia lebih dari setahun silam, praktis pembelajaran langsung di sekolah ditiadakan. Namun, pembelajaran tatap muka yang saat ini diterapkan sendiri masih digelar per sesi dengan waktu yang lebih singkat.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Kisworo mengungkapkan, kebijakan dari pemerintah berkaitan dengan pembelajaran tatap muka sendiri saat ini sudah lebih longgar. Menurutnya, boleh tidaknya sekolah menggelar pertemuan pembelajaran tatap muka disesuaikan dengan zonasi masing-masing wilayah di tingkat mikro dengan rekomendasi dari tim gugus tugas Covid-19 Gunungkidul.
Advertisement
"Kami meminta sekolah untuk melayangkan izin kepada gugus tugas di tingkat Kapanewon untuk bisa mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka," ujar Kisworo, rabu (26/5/2021).
Kisworo menambahkan, hingga sekarang sedikitnya sudah ada 16 sekolah yang melaporkan telah melangsungkan kegiatan pembelajaran tatap muka. Sekolah-sekolah tersebut menggunakan standar protokol kesehatan yang cukup ketat dan membagi masing-masing kelas menjadi dua sesi.
Adapun SMP-SMP tersebut adalah SMP N 1 Ngawen, SMP N 1 Paliyan, SMP N 4 Wonosari, SMP Muhammadiyah Wonosari, SMP Al Mujahidin, SMP Bopkri Wanasari, SMP N 2 Semin, SMP IT Tunas Mulia, SMP N 2 Tanjungsari, SMP N 3 Semanu, SMP N 3 Tepus, SMP Muhamadiyah Playen, SMP Muhamadiyah 1 Paliyan.
"Dari sisi sarana prasarana memang di sekolah-sekolah tersebut sudah mumpuni. Terlebih jika dilihat dari peta zonasi mikro wilayah Gunungkidul sudah hampir semua berwarna hijau," paparnya.
Dengan segala macam persiapan yang sudah dilakukan baik dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul maupun masing-masing sekolah, ia berharap ke depan, tidak ada klaster baru pada penyelenggaraan proses pembelajaran langsung ini.
"Saya meminta sekolah untuk melakukan pengawasan tentang protokol kesehatan, tinggal implementasinya di lapangan saja. Mudah-mudahan tidak sampai ada klaster," dia menjelaskan.
Penewu Paliyan, Yulihadi Handoyo mengungkapkan setidaknya ada 2 sekolah di Kapanewon Paliyan yang telah siap melakukan pembelajaran tatap muka. Proses untuk menggelar sekolah tatap muka tersebut memakan waktu yang cukup lama.
"Sudah lama mengajukan, tetapi waktu itu paliyan pernah memasuki zona merah sehingga tidak diperkenakan melakukan pembelajaran tatap muka”, jelasnya.
Menurutnya, dengan sudah mendapatkannya izin menggelar pembelajaran tatap muka tersebut menjadi angin segar bagi pendidikan di Kapanewon Paliyan. Terlebih, wilayah Paliyan ini dalam beberapa waktu terakhir hampir semuanya sudah memasuki zona hijau.
"Hampir semua, sudah zona hijau, meski hijau tapi tetap ada pengawasan ketat terkait pencegahan penularan Covid-19 di sini," tuturnya.
Untuk mekanismenya sendiri, lanjut Yulihadi, sepenuhnya diberikan kepada pihak sekolah dengan selalu mengedapankan protokol kesehatan. Selain itu, agar tidak berkerumun, pihak sekolah mampu membagi pertemuan dengan beberapa sesi.
"Dibagi 2 sesi, sesi pertama pukul 07.00 sampai 09.00 WIB, kemudian sesi dua 09.30 sampai 11.30 WIB. Pertemuan jika dilaksanakan dua kelas saja satu kelas dibagi dua sesi agar semua aman," dia menjelaskan.
Selain itu, pihak gugus tugas Kapanewon Paliyan juga akan melakukan monitoring intensif terkait pembelajaran tatap muka. Selain itu, juga akan memberikan edukasi terhadap siswa untuk menjadi akar rumput penerapan protokol kesehatan di masyarakat.
"Para siswa ini nantinya akan menjadi agen penerapan protokol kesehatan di lingkungan rumahnya masing-masing," dia memungkasi.