Waspada Omicron di Jawa Barat, Masyarakat Diminta Tetap Taat Protokol Kesehatan

Paparan Omicron bisa lolos masuk Indonesia karena minimnya penutupan perbatasan dari mobilitas luar negeri.

oleh Panji Prayitno diperbarui 14 Jan 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2022, 00:00 WIB
Ilustrasi varian COVID-19, omicron
Ilustrasi varian COVID-19, omicron. (PHoto by brgfx on Freepik)

Liputan6.com, Cirebon - Temuan kasus covid-19 varian Omricon di Jawa Barat menjadi perhatian serius legislator Muhammad Farhan. Dia mengimbau agar kondisi ini membuat masyarakat lebih waspada.

Farhan menilai, munculnya varian Omicron di Jawa Barat jadi momentum pemerintah di daerah harus semakin berani meminimalisasi risiko penularan di segala titik mobilitas warga.

Seperti diketahui, sejumlah warga di Provinsi Jawa Barat terpapar Omicron. Beberapa di antaranya diisolasi di Wisma Atlet Jakarta, selain itu di Kabupaten Bandung.

"Saya ingin mengajak seluruh warga di Bandung maupun Jawa Barat bersama-sama menjaga bahkan perketat prokes, bukan menakuti tapi mengingatkan Omicron sudah masuk Jawa Barat," ujar dia melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (12/1/2022).

Menurutnya, paparan Omicron bisa lolos masuk Indonesia karena minimnya penutupan perbatasan dari mobilitas luar negeri. Oleh karena itu, ketegasan Satgas di gerbang masuk PPLN di Indonesia sangat penting.

Menurut dia, masuknya Covid-19 varian Omicron menjadi momentum Kemenkes menyegerakan vaksinasi penguat atau booster secara merata.

"Jangan sampai ada kebocoran, karena kita masih trauma oleh ledakan varian Delta bulan Juli-Agustus 2021. Janji Pak Jokowi pertengahan Januari 2022 buster diberikan gratis. Maka pernyataan ini harus didukung dengan distribusi vaksin ke seluruh pelosok," kata dia.

Simak video pilihan berikut ini:

Atensi Pemerintah

Dia memastikan, lonjakan gelombang ketiga akibat Omicron jadi atensi pemerintah. Bahkan, pola penanganan pasien terpapar varian baru ini akan difokuskan di rumah.

Oleh karena itu, Farhan mengingatkan kemudahan masyarakat mendapat obat saat di rumah harus tergaransi.

"Suplai obat-obatan untuk pasien isoman sering tidak tepat waktu dan tepat sasaran sehingga banyak pasien isoman terpaksa keluar rumah untuk mencari obat-obatan yang dibutuhkan," katanya.

Farhan menilai, berbagai persoalan terkait penangangan isoman Covid-19 tahun lalu harus jadi pelajaran agar tidak terulang lagi saat menghadapi lonjakan kasus Omicron ke depan.

"Kita tidak boleh menganggap enteng karena Omicron tetap menjadi ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia, terutama terhadap kelompok rentan seperti manula dan penderita komorbid," kata Farhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya