Banjir Awal Tahun di Aceh, 5 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Di awal tahun 2022, tercatat 5 orang meninggal dunia akibat banjir di Aceh.

oleh Rino Abonita diperbarui 08 Feb 2022, 02:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 02:00 WIB
Banjir yang terjadi di Aceh awal tahun 2022 (Liputan6.com/Ist)
Banjir yang terjadi di Aceh awal tahun 2022 (Liputan6.com/Ist)

Liputan6.com, Aceh - Banjir tercatat sebagai salah satu bencana yang paling banyak terjadi di awal tahun 2022 di Aceh. Dari 48 kejadian bencana, banjir terjadi sebanyak 13 kali, namun angkanya masih berada di bawah jumlah kebakaran pemukiman yang terjadi sebanyak 15 kali.

Sementara itu, angin puting beliung terjadi sebanyak 6 Kali, longsor 5 kali, banjir disertai longsor 5 kali, kebakaran hutan dan lahan 3 kali, serta banjir bandang 1 kali. Total korban terdampak sebanyak 47.210 kepala keluarga atau 152.499 Jiwa, dan pengungsi sebanyak 74.477 jiwa. Adapun total kerugian akibat bencana di bulan Januari itu sebesar Rp49 miliar.

Sebanyak 6 orang meninggal dunia akibat bencana yang terjadi di provinsi tersebut. Lima orang di antaranya meninggal karena terseret arus banjir, sementara 1 orang lagi akibat kebakaran.

Lokasi kejadian banjir yang menyebabkan korban meninggal dunia yaitu Aceh Utara (3 orang), yang tersebar di 172 desa atau 18 kecamatan, dan Aceh Timur (2 orang), yang tersebar di 122 desa atau 19 kecamatan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Laju Deforestasi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas mengakui jika penyebab banjir bukan cuma karena frekuensi hujan yang tinggi. Laju kerusakan hutan atau deforestasi juga menyebabkan bertambahnya degradasi hutan, sehingga kemampuan hutan untuk menampung air hujan semakin melemah.

"BMKG di awal tahun 2022 memang sudah memberi peringatan tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah Aceh namun bencana banjir juga bisa terjadi akibat perambahan hutan dan pembalakan liar yang tidak terkendali," kata Ilyas, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (7/2/2022).

Artinya, banjir merupakan akumulasi dari dampak kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di hulu maupun hilir. Karena itu, sebagai antisipasi Ilyas menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat mengenai bencana banjir, termasuk apa dampak yang ditimbulkan serta yang harus dilakukan ketika menghadapi bahaya banjir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya