Tim SAR Temukan 1 Korban Banjir Bandang Pasaman, Tertimbun di Kedalaman 2 Meter

Dengan penemuan tersebut total korban yang sudah ditemukan sebanyak 2 orang, sementara 4 orang masih dalam pencarian.

oleh Novia Harlina diperbarui 02 Mar 2022, 14:08 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 14:08 WIB
Banjir Bandang Pasaman
Tim Gabungan melakukan proses oencarian terhadap korban banjir bandang yang terjadi di Malampah pada Jumat (25/2/2022). (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Pasaman - Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban banjir bandang di Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Rabu (2/3/2022). Dengan penemuan tersebut total korban yang sudah ditemukan sebanyak 2 orang, sementara 4 orang masih dalam pencarian.

Korpos Basarnas Pasaman, Hendra mengatakan, korban kedua terdeteksi aparat TNI pada hari Selasa malam (1/3/2022). Kemudian dilaporkan ke tim SAR gabungan dan masyarakat.

"Evakuasi satu korban itu dilakukan pada hari ini, Rabu (2/3/2022) pagi mengingat medan yang sulit sehingga lebih baik dilakukan pada pagi hari," kata Hendra.

Hendra juga menyebut, korban saat ini sudah berhasil dievakuasi, proses evakuasi cukup sulit dilakukan karena korban tertimbun di kedalaman dua meter lebih. Sementara material banjir bandang berupa lumpur, kayu besar, dan batu.

"Untuk identitas belum kami ketahui," ujarnya.

Setelah dievakuasi, korban dibawa ke Puskesmas Ladang Panjang. Dengan penemuan satu korban ini, total korban yang masih dinyatakan hilang yakni sebanyak 4 orang.

"Satu korban lainnya sudah ditemukan terlebih dahulu pada Sabtu (26/3/2022)," jelasnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wanti-Wanti BMKG

Sebelumnya sebanyak 6 orang warga Malampah hilang ditelan banjir bandang pada Jumat 25 Februari 2022. Banjir bandang terjadi setelah gempa Magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti masyarakat di Pasaman dan Pasaman Barat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana banjir bandang dan longsor.

"Saat ini yang perlu diwaspadai adalah potensi banjir bandang, akibat longsoran yang terjadi di hulu," jelasnya.

Longsoran itu, lanjutnya akan menjadi banjir bandang jika terjadi hujan lebat, kemudian material terbawa air melalui lembah-lembah.

Rumah warga yang berada di dekat anak-anak sungai maupun lembah, lanjut Dwikorita, memang harus mewaspadai hal ini. Untuk itu ia menyarankan pemerintah daerah melakukan pendataan.

"Jadi sekarang yang dikhawatirkan bukan lagi gempa susulan karena kami mencatat kekuatannya melemah, namun banjir bandang perlu menjadi kewaspadaan," ucapnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya