Tanah Bergerak di Bojongmanik Lebak, Jalan Antardesa Terputus Ambles Sepanjang 40 Meter

Ruas jalan antardesa putus dan satu rumah dilaporkan rusak akibat bencana tanah bergerak di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Banten.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2022, 08:46 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 08:46 WIB
Tanah Bergerak
Ruas jalan antardesa putus dan satu rumah dilaporkan rusak akibat bencana tanah bergerak di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Banten. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Lebak - Ruas jalan antardesa putus dan satu rumah dilaporkan rusak akibat bencana tanah bergerak di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Banten. 

"Beruntung, bencana tanah bergerak tidak ada korban jiwa," kata Camat Bojongmanik Kabupaten Lebak Dadan Juanda, Kamis (16/6/2022).

Peristiwa tanah bergerak di wilayahnya itu memang sudah terjadi sejak Rabu sore (15/6/2022) hingga malam dilanda hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang.

Cuaca buruk tersebut berlangsung cukup lama hingga mengakibatkan bencana tanah bergerak di Desa Parakan Besi, Kecamatan Bojongmanik, terlebih di daerah itu terdapat aliran Sungai Ciujung.

Akibat tanah bergerak itu, kata dia, infrastruktur ruas jalan yang menghubungkan antardesa terputus karena ambles sepanjang 40 meter dengan kedalaman 4 meter.

Selain itu juga satu unit rumah warga mengalami kerusakan, sehingga mereka terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.

"Kami sudah melaporkan kejadian tanah bergerak itu ke BPBD setempat agar segera dilakukan penanganan pascabencana," katanya.

Untuk penanggulangan sementara, pihaknya akan mengerahkan kerja bakti secara gotong royong dengan masyarakat setempat. Sebab, lokasi bencana tanah bergerak masuk kategori pedalaman di Kabupaten Lebak.

"Kami memfokuskan bagaimana ruas jalan antardesa itu bisa kembali dilintasi angkutan untuk menopang ekonomi masyarakat, sebelum didatangkan alat berat," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama mengatakan pihaknya akan menangani rumah warga yang rusak juga jalan antardesa yang ambles akibat tanah bergerak.

Kemungkinan ruas jalan yang ambles itu dilaporkan ke DPUPR untuk mendatangkan alat berat. Lokasi bencana tanah bergerak berada sekitar lima meter dari bantaran Sungai Ciujung.

"Hari ini kami akan ke lokasi untuk melihat kondisi bencana tanah bergerak itu," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tanah Bergerak di Kalanganyar

Sebelumnya, bencana tanah bergerak terjadi di RT05/RW01 Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sebanyak 30 warga dari enam kepala keluarga di wilayah tersebut harus mengungsi ke tempat aman akibat tanah bergerak yang menyebabkan enam rumah mereka rusak berat.

"Semua warga mengungsi juga ada yang tinggal di rumah orangtua dan kerabat," kata Baharuddin (60), seorang tokoh masyarakat setempat, Selasa (14/6/2022).

Tanah bergerak di Kalanganyar terjadi, Jumat (10/6/2022), pukul 18.30 WIB tidak menimbulkan korban jiwa, namun enam rumah rusak berat dan jalan yang menghubungkan antardesa ambles sepanjang 70 meter dengan kedalaman dua meter.

Saat ini, korban bencana alam tersebut mengungsi sementara waktu ke tempat orang tua mereka dan kerabat lainnya, sebab kondisi rumah mereka tidak bisa ditempati kembali dan cukup membahayakan.

Pihaknya menyarankan semua warga yang terdampak tanah bergerak lebih baik mengungsi guna menghindari kecelakaan.

"Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan pembangunan hunian tetap (huntap) di relokasi yang terbebas dari ancaman bencana alam," katanya. Ia mengaku rumahnya juga terdampak tanah bergerak, namun tidak rusak berat.

Akan tetapi, dua rumah anaknya rusak berat hingga rata dengan tanah. Tanah bergerak di wilayahnya itu, kata dia, pada Januari 2022 tercatat dua rumah rusak berat.

"Kami memperkirakan bangunan rumah anak saya itu akibat tanah bergerak mengalami kerugian hingga Rp400 juta," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya