Saat Basarnas Palu Menghadapi Dampak Gempa 6,2 Magnitudo

Basarnas melakukan simulasi penanganan pascagempa di Kota Palu, Kamis (16/6/2022). Kesiapan personel menjadi poin utama dalam uji kesiapan tersebut, terlebih daerah itu disebut punya potensi tinggi mengalami bencana.

oleh Heri Susanto diperbarui 18 Jun 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2022, 16:00 WIB
latihan kesiapsiagaan SAR di Palu
Sejumlah personel Basarnas Palu bersama potensi SAR mengikuti apel koordinasi saat latihan penanganan korban bencana di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Kamis (16/6/2022). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Skenario latihan penanganan pascagempa itu dimulai dengan gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Kota Palu pada pukul 8.00 Wita yang membahas laporan kerusakan dan adanya korban di beberapa titik yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palu. Laporan itu menyebut Kelurahan Petobo menjadi titik terparah gempa gempa.

Di lokasi kejadian, kendali pencarian dan terhadap para korban yang dipegang oleh Basarnas yang langsung menggelar operasi apel bersama potensi SAR lainnya seperti BPBD dan petugas medis. Tim-tim penyelamatpun dibentuk, posko kendali SAR dan RS darurat didirikan.

Selain menguji respons dan penanganan pascagempa oleh personel SAR, latihan dibekas lokasi likuefaksi juga ditempatkan pada koordinasi antara Basarnas dengan potensi SAR lainnya saat berada di lokasi kejadian.

“Kami membuat skenario latihan seperti kejadian bencana yang pernah terjadi di Palu tahun 2018 lalu. Ada warga yang kehilangan kehilangan anggota keluarganya dan ada yang terjebak direruntuhan bangunan,” Operasi Basarnas, Wurjanto mengatakan saat meninjau latihan itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Kesiapan Personel di Tengah Potensi Bencana yang Tinggi

latihan kesiapsiagaan SAR di Palu
Personel Basarnas Palu saat latihan menangani salah satu korban bencana di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Kamis (16/6/2022). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Dalam latihan itu 27 korban selamat berhasil dievakuasi sedangkan 3 orang hilang. Sejumlah penguji dari Basarnas tampak menyatukan dan menilai latihan itu. 

Wurjanto bilang uji kesiapan personel itu penting dilakukan mengingat Kota Palu dan sekitarnya merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi sehingga butuh respons cepat. Apa saja yang pernah mengalami bencana dahsyat karena gempa pada tahun 2018 lalu yang menelan korban.

Dari latihan itu evaluasi akan dilakukan terus menerus untuk memantapkan kesiapsiagaan personel menghadapi ancaman bencana termasuk peralatan pendukung.

“Personel diharapkan setiap saat siap menghadapi situasi apapun. Apalagi Kota Palu pernah mengalami bencana jadi diharapkan jika ada kejadian serupa sudah siap,” Wurjanto memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya