Cara SPJM Merawat Pondasi Utama Ekosistem Maritim dan Menjawab Tuntutan Perdagangan Global

Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) akan mewujudkan visi menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkualitas dunia.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 17 Des 2022, 21:42 WIB
Diterbitkan 17 Des 2022, 21:34 WIB
Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi  (Liputan6.com/Ahmad Yusran)
Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) Prasetyadi mengatakan, mengimplementasikan manajemen risiko di lingkungan perusahaan. Bukan perkara mudah karena sebuah usaha yang berpotensi besar serta menjadi ekspektasi kuat, tidak lepas dari kenyamanan oleh pengguna jasa maritim domestik.

"Sebagai poros maritim dunia yang harus dilakukan secara sistematis, terpadu dan menyeluruh. Olehnya itu mewujudkan visi menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkualitas dunia. SPJM sudah menerapkan tata kelola organisasi yang baik, penerapan manajemen risiko yang proaktif serta patuh terhadap regulasi yang berlaku," kata Prasetyadi saat media gathering di Makassar, Jumat 16 Desember 2022.

Menurut Prasetyadi, kondisi rasa percaya konsumen pengguna jasa kepada SPJM saat ini telah menjadi bukti nyata bahwa SPJM telah melakukan kinerja yang profesional melalui operasi sarana bantu dan prasarana pemanduan kapal.

Contohnya, manajemen terminal mulai dari sistem pemesanan (booking system), titik/pintu masuk-keluar (gate), lapangan penumpukkan (yard), hingga formasi peralatan bongkar muat.

"Itu semua menjadi pondasi utama bagi SPJM untuk menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan jasa kepelabuhanan," jelasnya.

Dia menambahkan, pihaknya tentu akan selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan demi kenyamanan dan menjawab kebutuhan stakeholder. Utamanya para pengguna jasa perdagangan global yang semakin meningkat.

Untuk menjaga keberlanjutan proses logistik maritim, Prasetyadi mengatakan pelabuhan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut dengan mengembangkan konsep pelabuhan hijau.

"Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuju green port adalah elektrifikasi yang merupakan proses repowering pada suatu komponen dengan menggunakan listrik. Elektrifikasi Quay Container Crane (QCC) dilakukan dengan mengubah sumber energi utama yang awalnya bersumber dari Generator Set menjadi sumber listrik PLN," Prasetyadi memungkasi.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya