Potret Gerhana Matahari Hibrida di Kota Medan yang Diabadikan OIF UMSU

Tim Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) melakukan pengamatan Gerhana Matahari Hibrida di Gedung Pascasarjana UMSU, Jalan Denai, Lantai 7, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

oleh Reza Efendi diperbarui 20 Apr 2023, 18:58 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2023, 18:58 WIB
Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana Matahari Hibrida jepretan TIM OIF UMSU (Instagram @oifumsu)

Liputan6.com, Medan Tim Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) melakukan pengamatan Gerhana Matahari Hibrida di Gedung Pascasarjana UMSU, Jalan Denai, Lantai 7, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Pantauan Liputan6.com dari akun Instagram resmi OIF UMSU yaitu @oifumsu, keterlihatan Gerhana Matahari Hibrida di Medan hanya 3,36 persen. Tampak akun resmi OIF UMSU tersebut memosting gambar Gerhana Matahari Hibrida.

"Seperti ini keterlihatan Gerhana Matahari Sebagian di Kota Medan, hanya 3,36% saja keterlihatannya," caption yang tertulis dipostingan tersebut.

Dalam postingan lainya, juga menjelaskan mengenai alat yang digunakan yaitu Teleskop Remotting beserta Filter dan Kamera. Kegiatan dihadiri Ulama Muhammadiyah Sumatera Utara (Sumut) yaitu Prof Nawir Yuslem, yang juga bertugas sebagai khatib pada pelaksanaan Salat Sunnah Gerhana.

Prof Nawir saat wawancara bersama wartawan mengatakan, peristiwa gerhana ini menunjukkan kepada manusia bahwa ada benda-benda langit termasuk ciptaan Allah.

"Gerhana matahari merupakan ciptaan Allah. Dengan itu kita diingatkan Allah itu maha Pencipta, sekaligus juga kita dengan melaksanakan salat tadi menghilangkan anggapan-anggapan bahwa peristiwa gerhana terkait dengan kematian seseorang," sebutnya.

 

Aspek Ilmiah

Gerhana Matahari Hibrida
Pemantauan Gerhana Matahari Hibrida di OIF UMSU (Instagram @oifumsu)

Kepala OIF UMSU, Arwin Rakhmadi Juli Butarbutar, menjelaskan Gerhana Matahari Hibrida yang terjadi dari aspek ilmiah. Disebutkannya, gerhana yang terjadi di Kota Medan memiliki persentase 3,36 persen.

"Khusus kita di Medan hanya mendapatkan fase gerhana sekitar 3 persen saja, jadi hanya sedikit bagian matahari yang tertutupi oleh bulan, adapun puncaknya itu terjadi di wilayah Timur Indonesia," jelasnya.

Tetap Berkesempatan

Gerhana Matahari Hibrida
Masyarakat di Medan berkesempatan melihat proses Gerhana Matahari Hibrida (Instagram @oifumsu)

Menurut Arwin, walaupun hanya 3 persen, tetapi masyarakat di Medan berkesempatan melihat proses Gerhana Matahari Hibrida.

"Seperti yang sudah kita saksikan tadi melalui teleskop, berapapun persentase gerhana hanya 3 persen, kita masih berkesempatan melihat proses gerhana menggunakan teleskop," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya