Misteri Hilangnya Kampung Lembur Sinjang Moyang di Situ Gede

Kerahasiaan Lembur Sinjang Moyang konon berkaitan erat dengan cerita para koruptor di zaman kerajaan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Agu 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2023, 03:00 WIB
Ilustrasi Kampung
Ilustrasi Kampung Credit: pexels.com/Francesco

Liputan6.com, Bandung - Wilayah Situ Gede di Tasikmalaya memang terkenal dengan keindahannya. Namun, di balik itu semua, ada sebuah kisah misteri yang tak pernah terungkap, yaitu tentang hilangnya sebuah kampung bernama Lembur Sinjang Moyang.

Meski disebut berada di Situ Gede, tetapi keberadaan pasti kampung ini tak diketahui. Hal itu pun kemudian menjadi sebuah rahasia umum yang terus dipercaya secara turun-temurun.

Mengutip dari budaya-indonesia.org, kerahasiaan Lembur Sinjang Moyang konon berkaitan erat dengan cerita para koruptor di zaman kerajaan. Kisah tersebut seolah menegaskan bahwa keberadaan koruptor ternyata sudah ada sejak zaman dahulu, khususnya di zaman Kerajaan Sunda.

Pada masa itu, Kampung Lembur Sinjang Moyang dijadikan sebagai lokasi persembunyian para koruptor. Hilangnya Lembur Sinjang Moyang tak terlalu banyak diketahui karena telah dipendam oleh para leluhur.

Misteri ini sengaja disembunyikan karena dianggap tidak memberikan dampak baik bagi generasi penerus.  Sementara itu, keberadaan Situ Gede dimulai pada 1530, atau setelah Gunung Pancawayana meletus. Letak gunung tersebut pun juga tak diketahui dan masih menjadi misteri.

Beberapa sumber menyebut gunung ini masih ada, tetapi masyarakat menyebutnya dengan nama lain. Setelah Gunung Pancawanaya meletus, dari dalam tanah keluar air dalam jumlah besar.

Lama-kelamaan, air tersebut membentuk telaga yang kini disebut Situ Gede. Lokasi yang kini disebut Situ Gede inilah yang konon menjadi lokasi keberadaan kampung kuno yang hilang, Lembur Sinjang Moyang. 

 

1501 M

Menurut cerita para leluhur, nama Sinjang Moyang muncul setelah adanya peristiwa besar pada 1501 Masehi. Kala itu, muncul pasukan dalam jumlah besar dari Kerajaan Galuh yang dibantu kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.

Pasukan ini membantai seisi kampung, kecuali perempuan dan anak-anak. Pembantaian itu konon dilatarbelakangi karena kecurigaan terhadap Lembur Sinjang Moyang yang dijadikan persembunyian koruptor.

Para pembesar kerajaan yang menggelapkan kekayaan kerajaan akan lari ke Lembur Sinjang Moyang. Tak heran jika para prajurit pun mengawasi keberadaan para koruptor di kampung ini.

Meski hanya dijadikan tempat persembunyian, tetapi para prajurit menganggap penduduk Sinjang Moyang turut membantu menyembunyikan para koruptor tersebut. Penduduk setempat juga dianggap mendapat bagian dari hasil kejahatan para koruptor.

Adapun harta-harta kerajaan yang disembunyikan oleh para koruptor, di antaranya emas, intan, dan berlian. Cerita Kampung Lembur Sinjang Moyang sebagai markas para koruptor ini menyebabkan munculnya mitos harta karun di dasar Danau Situ Gede.

Selain itu, juga muncul mitos tentang ikan raksasa bernama Si Layung dan Si Kohkol penunggu danau. Oleh karena itu, para pengunjung Situ Gede diimbau untuk menjaga tutur kata dan perbuatannya saat sedang berada di kawasan ini.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya