Hikayat Jalur Lingkar Barat Purwakarta, Akses Darat Pembuka Isolasi Warga Sukasari

Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta saat ini mulai berkembang seiring dibangunnya Jalur Lingkar Barat yang jadi jalan penghubung.

oleh Asep Mulyana diperbarui 23 Okt 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2023, 09:00 WIB
Hikayat Jalur Lingkar Barat Purwakarta, Akses Darat Pembuka Keterisolasian Warga Sukasari
Jembatan Cibayongbong, salah satu akses penghubung yang terdapat di Jalur Lingkar Barat Kabupaten Purwakarta. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta Kecamatan Sukasari, dulu merupakan wilayah terisolasi yang terdapat di sebelah Barat Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lebih dari 50 tahun lalu, masyarakat di wilayah ini tak bisa kemana-mana karena terbatasnya infrastruktur darat di wilayah ini kala itu.

Daerah terpencil ini, berada paling ujung Barat di seberang Waduk Jatiluhur. Akibat keterbatasan infrastruktur darat ini, kala itu membuat perekonomian warga sekitar secara otomatis tidak bisa menggeliat.

Tak adanya akses darat saat itu, menjadikan perahu sebagai moda transportasi andalan warga yang bermukim di kecamatan tersebut. Konon, sebagian wilayah Kecamatan Sukasari dulu adalah hutan belantara. Sehingga, hampir seluruh aktivitas warga di sana hanya bisa dilakukan melalui akses jalur air menggunakan perahu dengan menyeberangi Danau Jatiluhur.‎

Namun, kerisauan masyarakat Kecamatan Sukasari pun berangsur sirna seiring dibangunnya jalur darat penghubung antarkecamatan oleh pemerintah setempat yang kala itu dinahkodai Dedi Mulyadi.

Jalur Lingkar Barat atau biasa disebut jalur Trans Papua-nya Purwakarta itu, terbentang sepanjang 57 kilometer dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Kecamatan Sukasari hingga Maniis. Adapun pembangunan Jalur Lingkar Barat ini dimulai sejak 2013 sampai 2017 lalu.

Selain untuk membuka keterisolasian masyarakat di Kecamatan Sukasari, Jalur Lingkar Barat juga diaktifkan sebagai jalan penghubung dengan empat kabupaten tetangga, yakni Karawang, Cianjur, Bekasi dan Bogor. Alhasil, sejak adanya akses darat yang memadai itu cukup berimplikasi pada roda perekonomian masyarakat.

Sejak dibangunnya jalur alternatif ini, asa pun bermunculan dan ekonomi kreatif di masyarakat pun tumbuh pesat bak jamur di musim hujan. Kini, Kecamatan Sukasari yang dulu dicap merupakan kecamatan terisolasi dan terbelakang secara ekonominya kini mulai menunjukkan perkembangan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Impian Warga Sejak Dulu

Jalur Lingkar Barat Purwakarta
Pemandangan Jalur Lingkar Barat di Kabupaten Purwakarta. Foto (Istimewa)

Zulkarnaen (45), seorang warga di Kecamatan Sukasari menuturkan, Jalur Lingkar Barat merupakan impian besar masyarakat di wilayahnya ini sejak dulu. Dia bersyukur karena impian dia bersama warga lainnya itu bisa terealisasi.

"Dulu sebelum ada jalan ini, mah mau kemana-mana tuh sulit. Karena, mobilitas warga hanya bisa dilakukan dengan perahu dengan menyeberangi Danau Jatiluhur. Tapi sekarang mah enak, sudah dibangun jalan beton. Jadi, warga bisa pakai kendaraan bermotor," katanya beberapa waktu lalu.

Menurut dia, dengan adanya akses jalur darat ini mobilitas warga menjadi sangat terbantu. Bahkan, kekhawatiran saat menaiki perahu yang selama ini dirasakan warga pun hilang. Jalan beton ini adalah impian warga di sini sejak puluhan tahun lalu.

"Dulu mah kalau mau ke pusat kota, ya harus pakai perahu. Ongkosnya juga terbilang cukup mahal. Sekarang mah, tinggal pakai motor. Kurang lebih 45 menit sudah sampai di pusat kota Purwakarta," kata dia bercerita.

Namun sayang, menurut dia, sepeninggalan Dedi Mulyadi, jalur trans Papua-nya Purwakarta itu seolah tak terurus. Bahkan, untuk sekedar pemeliharaannya saja pemerintah saat ini seperti kesulitan.

Buktinya, meski saat ini banyak titik di jalur tersebut yang rusak, tapi seolah-olah dibiarkan berlarut-larut. Jangankan untuk melanjutkan pembangunan, sekedar upaya pemerliharaan saja terkesan sangat minim.

"Semoga di 2024 nanti, akses darat ke kami bisa kembali di perhatikan. Apalagi, Kecamatan Sukasari merupakan salah satu zona Pariwisata," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya