Beras Plastik Diduga Beredar di NTT, Dimasak Malah Kenyal Serupa Bola

Beras sintetis atau beras berbahan dasar plastik diduga kuat beredar luas di beberapa toko sembako di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

oleh Ola Keda diperbarui 12 Nov 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2023, 02:00 WIB
Regina Iralolon, ibu rumah tangga yang membeli beras yang diduga kuat berbahan plastik (Liputan6.com/Ola Keda)
Kepala Desa Desa Bour, Conradus T.L Sura mencoba memantulkan gumpalan besar yang diduga plastik. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Beras sintetis atau beras berbahan dasar plastik diduga kuat beredar luas di beberapa toko sembako di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dugaan beredarnya beras sintetis Hal itu diketahui dalam beberapa video yang saat ini tersebar luas di media sosial.

Bruno Wolo (32) dan istrinya Regina Iralolon (26) warga Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Lembata, bersaksi beras merek super yang mereka beli dari salah satu ruko dengan harga Rp. 14.000/kg tersebut diduga kuat bukan beras asli. Hal itu diketahuinya setelah beras itu dimasak menjadi nasi.

Regina mengatakan, saat hendak menyuapi anaknya untuk makan pagi, beras plastik yang sudah dimasak tersebut malah berubah bentuk menjadi gumpalan-gumpalan putih. Bahkan, gumpalan nasi tersebut dilempar ke lantai bergelinding seperti bola.

"Saya kaget saat melihat berasnya berubah bentuk menjadi gumpalan-gumpalan. Saat saya coba sendok ambil dan buang ke lantai malah melenting seperti bola," ujarnya, Sabtu Jumad (11/11/2023).

Melihat hal itu ia bersama suaminya, Bruno Wolo langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepala desa Setempat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hasil Pengecekan Kades dan Pedagang Beras

Kepala Desa Bour, Conradus T.L Sura mengatakan, setelah menerima laporan warga pihaknya langsung melakukan pengecekan di ruko tempat penjualan beras yang dibeli warganya.

Ia mengaku pengecekan itu juga melibatkan beberapa kepala desa tetangga, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan anggota unit Intel Kodim 1624/Flotim.

Hasil pengecekan itu, kata kades, pemilik ruko mengaku membeli beras tersebut dari perahu Makasar yang sering bongkar muat barang di pelabuhan laut Lewoleba.

"Pemilik ruko ini mengaku mereka beli beras dari penjual beras keliling yang biasanya menggunakan mobil pickup. Beras itu diambil dari kapal-kapal Makassar yang sering bongkar muat di pelabuhan Lewoleba," tuturnya.

Saat ini sampel beras yang diduga berbahan dasar plastik itu diambil dan diserahkan ke Disperindag Kabupaten Lembata untuk dikirim ke BPOM Bandung.

"Sampel berasnya nanti akan diuji di BPOM Bandung, jadi kita tunggu saja hasilnya," tutupnya.*

Foto: Kepala Desa Desa Bour, Conradus T.L Sura mencoba memantulkan gumpalan besar yang diduga plastik. (Liputan6.com/Ola Keda)

Foto: Regina Iralolon, ibu rumah tangga yang membeli beras yang diduga kuat berbahan plastik

Regina Iralolon, ibu rumah tangga yang membeli beras yang diduga kuat berbahan plastik (Liputan6.com/Ola Keda)
Regina Iralolon, ibu rumah tangga yang membeli beras yang diduga kuat berbahan plastik (Liputan6.com/Ola Keda)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya