Polres Kampar Gandeng Pemuka Adat Lawan Kampanye Pemilu Berbau SARA

Kepala Polres Kampar duduk santai bersama pemuka adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat membahas situasi keamanan menjelang pemilihan umum agar berjalan lancar.

oleh M Syukur diperbarui 17 Jan 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2024, 21:30 WIB
Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja duduk santai bersama pemuka adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat membicarakan Pemilu 2024 agar berjalan lancar.
Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja duduk santai bersama pemuka adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat membicarakan Pemilu 2024 agar berjalan lancar. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024 tak sampai sebulan lagi. Secara umum, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Kampar, Riau, masih terjaga meskipun terjadi perbedaan dalam menentukan pasangan calon presiden hingga legislatif.

Memelihara kondisi tetap sejuk pada Pemilu 2024 ini terus dilakukan Polres Kampar, Riau. Tokoh lintas agama, masyarakat hingga pemuka adat digandeng untuk mewujudkan Pemilu damai.

Tidak perlu di gedung mewah, Kapolres Kampar Ajun Komisaris Besar Ronald Sumaja hanya perlu duduk bersama tokoh adat di langgar Desa Kampa, Kecamatan Kampa. Hal itu dilakukannya usai salat subuh berjamaah bersama ratusan warga.

Dialog berlangsung hangat ditengah sejuknya pagi. Ronald duduk di pinggir langgar mendengarkan tokoh agama dan pemuka ada setempat menceritakan situasi keamanan desa menjelang Pemilu.

Ronald mengakui, kabar hoax terhadap kontestan Pemilu sering terjadi sebagai bagian kampanye hitam. Tak jarang pembuat berita bohong selalu mengaitkan dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Kapolres yakin semua isu provokatif terkait SARA itu bisa diredam oleh pemuka adat, tokoh agama serta tokoh masyarakat. Para tokoh dimaksud juga berperan penting mempersatukan masyarakat meskipun berbeda pilihan.

"Oleh karena itu, kami berharap semua tokoh membantu tugas kepolisian dalam Pemilu damai," kata Ronald, Selasa siang, 16 Januari 2024.

Ronald menjelaskan, perbedaan pilihan bisa menyebabkan polarisasi di masyarakat. Keadaan ini bisa saja dimanfaatkan pihak yang menginginkan golongannya menang sehingga berpotensi mengganggu keamanan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hindari Politik Identitas

Untuk mengantisipasi konflik dan polarisasi itu, kepolisian sudah menyiapkan Satuan Tugas Nusantara Cooling System. Tujuannya melakukan sistem pendinginan meredakan potensi kerawanan yang bisa menimbulkan konflik sosial.

"Politik identitas, polarisasi, hingga kampanye negatif bisa terjadi dalam pelaksanaan Pemilu ini, begitu juga di Kampar, potensi kerawanannya berbeda sehingga penanganannya berbeda pula," ungkap Kapolres.

Ronald yakin semua potensi itu bisa diredam dengan solidaritas dan sinergitas pemuka adat, tokoh agama, pimpinan daerah dan stakeholder terkait lainnya.

"Kemudian, jauhi paham radikalisme, hidup bertoleransi, bijak bermedia sosial, jaga keamanan dengan mengaktifkan Poskamling, kalau ada gangguan segera hubungi polisi," jelas Ronald.

Menanggapi penjelasan Kapolres, salah satu pemuka agama H Edi menyatakan akan mengajak masyarakat di desa itu bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan menjelang.

"Kami ingin Pemilu 2024 berjalan aman dan damai, kami juga akan menjembatani para tokoh agama dan pemuka agama lainnya mendukung tugas-tugas Polri," ujar Edi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya