Liputan6.com, Bandung - PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan pasokan listrik yang andal.
Terbukti, pada hari Selasa, 1 Oktober 2024 tepatnya pukul 01.00 WIB atau bertepatan dengan momen Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, PLN UIP JBB melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 2 (UPP JBB 2) berhasil mengalirkan listrik (energize) pada proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Duren Tiga II/Ragunan - Depok II Sirkit 1, setelah energize sirkit 2 yang telah dilakukan sebelumnya pada 23 Januari 2024.
Proyek transmisi ini menghubungkan Gas Insulated Switchgear (GIS) 150 kV Depok II dan GIS 150 kV Duren Tiga II. SUTT 150 kV Duren Tiga II/Ragunan - Depok II memiliki panjang 8,698 kilometer per sirkit (kms) dengan jumlah tower sebanyak 32 tower.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, transmisi ini beroperasi pada tegangan 70 kV. Seiring dengan meningkatnya permintaan listrik di area Ragunan, hal ini mendorong perlunya peningkatan tegangan menjadi 150 kV, yang memungkinkan distribusi listrik dengan kapasitas lebih besar.
Bahkan dalam proses peningkatan tegangan ini, PLN melakukan penggantian tower dan kabel konduktor agar sesuai dengan standar instalasi untuk tegangan 150 kV.
Pembangunan proyek ini juga tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, yang menjadi pedoman strategis PLN dalam meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan di seluruh Indonesia.
Manager UPP JBB 2, Effendi Kurnianto secara tegas menekankan akan pentingnya proyek ini.
"Keberhasilan pemberian tegangan 150 kV pada transmisi SUTT ini diharapkan dapat menjadi perkuatan sistem ketenagalistrikan serta memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan infrastruktur di Provinsi Daerah Khusus Jakarta dan Jawa Barat, khususnya di area Ragunan dan sekitarnya," ungkapnya.
Terpisah, General Manager PLN UIP JBB, Defiar Anis menjelaskan bahwa proses pembangunan transmisi ini tidak terlepas dari tantangan, khususnya dalam membangun transmisi kelistrikan di area perkotaan yang padat penduduk, sehingga diperlukan pengerjaan yang ekstra hati-hati dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara ketat.
"Proyek ini tentunya akan mendukung penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 90,79%. Ini tidak hanya meningkatkan kesempatan kerja, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, serta menciptakan kolaborasi yang baik dengan pelaku bisnis dalam negeri,” tutup Anis.