Perusahaan Konsultan Global Asal Indonesia Garap Megaproyek PLTS Cirata

Proyek ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan dan menjadi pusat inovasi energi hijau di kawasan Asia Tenggara

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 17 Jan 2025, 12:45 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 12:33 WIB
PLTS Cirata, Jawa Barat. (Foto: Istimewa/Jayadi Supriyadin)
PLTS Cirata, Jawa Barat. (Foto: Istimewa/Jayadi Supriyadin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Purwakarta - Environesia, perusahaan konsultan lingkungan global asal Indonesia, kembali mendapatkan kepercayaan dari Powerchina Huadong Engineering Corporation Ltd. dalam proyek Monitoring Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata 2024, Jawa Barat.

Bangsap, sapaan akrab CEO Environesia Group sekaligus Environmental Creator mengatakan, kepercayaan yang diberikan Powerchina Huadong dalam proyek PLTS Cirata, merupakan wujud nyata kontribusi Environesia dalam mendukung agenda besar pemerintah Indonesia di sektor energi terbarukan.

"Ini adalah momentum emas bagi kami untuk terus mempertegas keunggulan dan kapasitas kami sebagai konsultan lingkungan berskala global,” ujarnya.

Menurutnya, sebagai bagian vital dari megaproyek PLTS Cirata, Environesia memainkan peran krusial dalam memastikan seluruh tahapan pembangunan PLTS terbesar di Asia Tenggara ini, berjalan sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan standar lingkungan global.

"Proyek monumental ini menjadi salah satu pencapaian signifikan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan Asia Tenggara," ujar dia bangga.

Dalam praktiknya, perusahaan akan memberikan layanan konsultasi yang holistik dan berkelas dunia, guna mendukung Powerchina Huadong dalam mengimplementasikan pengelolaan dampak lingkungan dan sosial yang transparan, efektif, dan berkelanjutan.

"Proyek ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan dan menjadi pusat inovasi energi hijau di kawasan Asia Tenggara," kata dia.

Keterlibatan Environesia dalam proyek PLTS Cirata semakin mengukuhkan posisi perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam mendampingi proyek-proyek energi besar dan berkelanjutan.

"Dengan keahlian yang unggul dan komitmen tinggi terhadap keberlanjutan, Environesia siap berkontribusi dalam mempercepat transformasi energi hijau di Indonesia," papar dia.

Seperti diketahui, PLTS Cirata, yang berlokasi di Jawa Barat, merupakan inisiatif energi baru terbarukan berskala besar dengan kapasitas mencapai 145 MWac.

Proyek megah ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi energi hijau, tetapi juga mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan transisi energi bersih serta mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Sekilas PLTS Terapung Cirata

Melansir Antara, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, yang diresmikan pada November 2023, menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

PLTS Terapung Cirata yang berada di Waduk Cirata ini secara administratif masuk ke dalam dua wilayah, yaitu Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat.

Sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp), PLTS Terapung Cirata membawa harapan baru dalam upaya mencapai energi yang berkelanjutan.

Sejarah PLTS Terapung Cirata dimulai pada tahun 2012. Saat itu PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang kini telah berganti nama menjadi PT PLN Nusantara Power (PLN NP) mulai menjajaki potensi energi bersih dengan pengembangan tenaga surya.

Dengan melihat potensi luas permukaan waduk yang mencapai 6.500 hektare, muncul wacana menggabungkan pembangkit surya dengan permukaan air.

Akan tetapi wacana belum dapat ditindaklanjuti oleh karena ketiadaan teknologi yang memadai. Barulah lima tahun kemudian, yakni pada tahun 2017, Indonesia menjajaki kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

PT PLN Nusantara Power (PLN NP) secara serius mengembangkan PLTS Terapung Cirata setelah menandatangani perjanjian kerja sama dengan UEA.

Proyek ini merupakan kolaborasi yang diinisiasi pada tahun 2017, dimulai dari studi kelayakan hingga pembentukan PTPembangkitan Jaw a-Bali Masdar Solar Energy (PMSE ) yang merupakan hasil kerja sama Indonesia dan UEA melalui subholding PT PLN (Persero) yaitu PT PLN Nusantara Power dan perusahaan energi UEA, Masdar.

Adapun kepemilikan saham PT PMSE , anak perusahaan PLN NP yaitu PLN Nusantara Renewables sebesar 51 persen dan Masdar 49 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya