Liputan6.com, London - Unilever mengurangi 1.500 pekerjaan manajemen di seluruh dunia. Hal ini seiring raksasa barang konsumsi itu berada di bawah tekanan kuat dari pemegang saham untuk mendorong pertumbuhan.
Pengurangan pekerjaan manajemen itu pangkas 15 persen untuk manajer senior dan 5 persen untuk manajer junior, demikian pernyataan Unilever pada Selasa, (25/1/2022) yang dikutip dari CNN.
Baca Juga
Sementara itu, pekerja pabrik tidak akan berpengaruh. Selain itu, Unilever menyebutkan sedangkan menyusun struktur bisnis lebih sederhana yang dibagi menjadi lima unit bisnis antara lain kecantikan, perawatan pribadi, perawatan rumah, nutrisi dan es krim. Masing-masing unit tersebut memiliki pimpinan.
Advertisement
CEO Unilever Alan Jope menuturkan, perombakan akan memungkinkan Unilever menjadi lebih responsif terhadap konsumen.
"Pertumbuhan tetap menjadi prioritas utama kami dan perubahan ini akan mendukung upaya kami untuk mencapai ini,” ujar Jope.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemegang Saham Tingkatkan Tekanan
Pemegang saham telah meningkatkan tekanan pada Unilever setelah sahamnya turun 10 persen pada 2021. Saham perusahaan terpukul pekan lalu setelah perusahaan ungkapkan telah buat tiga tawaran yang gagal untuk akuisisi bisnis perawatan konsumen, GlaxoSmithKline.
Pada Kamis pekan lalu, perseroan menyatakan tidak akan menawarkan tawaran USD 68 miliar yang ditolah untuk akusisi GSK. Saham pun kembali bangkit.
Salah satu pemegang saham terbesar Unilever, FundSmith menyebutkan, pengambilalihan yang gagal itu sebagai “pengalaman hampir mati”. CEO Fundsmith Terry Smith mengkritik perusahaan dalam sebuah surat kepada investor awal bulan ini dengan alasan perusahaan itu menghargai upaya berkelanjutan yang didorong publisitas atas dasar bisnis. Adapun Unilever mempekerjakan 149.000 orang di seluruh dunia.
Advertisement