Liputan6.com, Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan 34 perusahaan efek telah membuka rekening secara online. Hal tersebut berdampak terhadap pertumbuhan jumlah investor pasar modal.
Hingga akhir kuartal I 2022, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah menembus 8,3 juta atau meningkat 12,13 persen dari posisi akhir 2021.
Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo mengungkapkan, pasar saham Indonesia masih didominasi oleh investor lokal dari generasi milenial dan generasi Z yang mencapai sekitar 80 persen.
Advertisement
Baca Juga
Saham-saham di sektor keuangan merupakan saham yang paling diminati oleh investor muda ini disusul kemudian sektor infrastruktur.
Sektor industri berikutnya yang menjadi incaran para investor muda adalah saham-saham consumer goods, baik cyclicals (barang konsumen primer) maupun non-cyclicals (barang konsumen non-primer), dan basic materials.
"Anak muda semakin cerdas dalam menentukan investasinya, termasuk investasi pasar modal. Sektor industri yang sahamnya banyak dimiliki oleh anak muda rata-rata memiliki nilai kapitalisasi yang besar, sehingga faktor fundamental menjadi pertimbangan anak muda dalam menentukan saham pilihannya," kata Uriep, ditulis Selasa (19/4/2022).
Di sisi lain, Uriep mencermati salah satu hal yang menyebabkan peningkatan investor muda adalah kemudahan dalam melakukan pembukaan rekening secara online. Hal ini merupakan inisiatif dari KSEI melalui simplifikasi pembukaan rekening yang sudah terimplementasi efektif sejak 2019.
"Hingga saat ini, total 34 perusahaan efek yang dapat melakukan pembukaan rekening secara online,” beber Uriep.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investor Reksa Dana
Di sisi lain, melihat industri reksa dana, memang terjadi penurunan nilai aktiva bersih dan transaksi subscription dan redemption, tetapi tetap terdapat pertumbuhan investor sebesar 13 persen menjadi 7,7 juta investor. Investor lokal masih merajai industri reksa dana dengan komposisi kepemilikan aset investor lokal sebesar 97 persen.
Sebanyak 80 persen investor reksa dana memilih untuk menjadi nasabah di agen penjual reksa dana berbasis fintech, yang memiliki infrastruktur digital untuk memudahkan dalam melakukan transaksi.
Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang paling diminati oleh investor dengan jumlah investor lebih dari 2 juta orang disusul kemudian oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor mencapai 917 ribu orang dan reksa dana saham dengan jumlah investor hampir mencapai 700 ribu orang.
Advertisement
Menimbang Aplikasi Investasi Saham, Investor Pemula Perlu Perhatikan Hal Ini
Sebelumnya, bagi investor pemula yang ingin mulai investasi saham, tentunya harus mempelajari cara dan strategi terlebih dahulu. Sambil belajar investasi saham, investor juga dapat membuat akun melalui sekuritas legal yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, untuk investasi saham calon investor terlebih dahulu harus mengenal analisis fundamental dan teknikal. Setelah mengenal analisis tersebut dapat melakukan opening account dengan mendatangi perusahaan sekuritas, atau memilih perusahaan sekuritas yang bisa melakukan opening account secara online.
"Selain itu juga pilih sekuritas yang memiliki fee transaksi baik buy dan sell yang tidak begitu besar. Bagi investor pemula juga dapat mencari sekuritas yang menawarkan opening account tanpa minimum deposit,” ujar Abdul Azis.
Abdul mencontohkan Kiwoom Sekuritas Indonesia yang membuka opening account secara online, serta menawarkan fee buy 0,09 persen dan sell 0,19 persen serta tidak ada minimum deposit.
“Seperti Kiwoom yang memiliki aplikasi HERO yang memiliki fitur cukup lengkap. Setelah mempunyai account dan sudah mengunduh aplikasi investor pemula bisa melakukan deposit ke RDN (Rekening Dana Nasabah) masing-masing. Setelah itu investor pemula dapat melakukan transaksi saham,” ujar dia.
Abdul menegaskan, yang perlu diperhatikan dalam memilih saham adalah memperhatikan bagaimana fundamental dari perusahaan tersebut, baik dari prospek bisnis, strategi perusahaan, hingga nilai wajar dari perusahaan tersebut.
Kemudian, dia juga memberitahukan untuk melihat bagaimana pergerakan harga sahamnya apakah dalam fase downtrend, atau uptrend. Lalu, untuk investor pemula dapat perhatikan saham yang dalam keadaan uptrend.
“Investasi saham memiliki risiko seperti kerugian. Jadi bagi investor pemula harus mempunyai strategi untuk meminimalkan kerugian yang cukup dalam. Selain itu jangan memilih saham karena informasi yang belum benar kepastiannya atau ikut-ikutan yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian cukup dalam,” tuturnya.
Harus Terdaftar di OJK
Senada dengan Abdul, pengamat pasar modal Wawan Hendrayana menjelaskan, saat investasi saham harus menggunakan aplikasi yang legal dan terdaftar di OJK.
“Mereka punya aplikasi yang bisa di download di Playstore atau IOS. Bahkan daftarnya bisa tanpa tatap muka, biasanya butuh waktu 2-3 hari. Nanti investor mendapatkan RTI atas nama investor,” kata Wawan.
Tak hanya itu, Wawan juga menyebutkan sejumlah aplikasi rekomendasi bagi pemula yang bisa digunakan dalam melakukan investasi saham antara lain, Ajaib, IPOT, STAR, serta POEMS.
“Itu rekomendasi karena saya pernah menggunakan langsung secara pribadi,” ungkapnya.
Langkah-langkah pemilihan saham yang bisa dilakukan pemula bisa dilakukan mulai dari bisnis yang dipahami atau produk yang dipakai oleh investor pemula.
"Kita pakai produk apa? Saya suka makan indomie misalnya, terus beli saham indofood. Pilih saham yang bisnisnya kita pahami dulu,” kata Wawan.
"Untuk pemilihan saham dari sisi kinerja,” pungkasnya.
Advertisement