Ke Mana Perginya Uang Saat Harga Saham Turun?

Saat harga saham turun ini lebih berkaitan dengan persepsi nilai ketimbang berpindah tangan. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan harga saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 30 Mar 2025, 15:02 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 15:02 WIB
Ke Mana Perginya Uang Saat Harga Saham Turun?
Banyak investor bertanya-tanya ke mana uang mereka saat harga saham turun drastis. Sebenarnya, perubahan harga saham lebih berkaitan dengan persepsi nilai daripada uang yang benar-benar berpindah tangan.(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak investor bertanya-tanya ke mana uang mereka saat harga saham turun drastis. Sebenarnya, perubahan harga saham lebih berkaitan dengan persepsi nilai daripada uang yang benar-benar berpindah tangan. Uang itu tidak hilang, hanya saja nilai investasi yang menurun.

Misalnya, seorang investor membeli 100 saham ABCD seharga Rp 150 per lembar. Jika harga turun menjadi Rp 100 per lembar karena berita buruk atau ketidakpercayaan investor, ini bukan berarti ada kehilangan uang secara fisik. Kondisi ini mirip dengan harga mobil bekas yang turun seiring waktu—mobilnya tetap ada, hanya nilainya yang berubah.

Kerugian baru menjadi nyata jika saham dijual di harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami konsep ini agar tidak panik saat harga saham mengalami fluktuasi.

Mengapa Harga Saham Berubah?

Melansir Investopedia, Minggu (30/3/2025), harga saham dipengaruhi oleh hukum penawaran dan permintaan. Jika banyak orang ingin membeli saham, harganya akan naik. Sebaliknya, jika lebih banyak yang ingin menjual, harga akan turun.

Ketika permintaan saham meningkat, contohnya terjadi pada Tesla yang mengalami lonjakan harga lebih dari 700% dari 2020 hingga 2021. Investor optimistis terhadap masa depan perusahaan ini, sehingga harga sahamnya meroket.

Sebaliknya, ketika permintaan saham turun, seperti yang dialami Netflix pada Januari 2022, harga saham anjlok hingga 21,8% dalam sehari setelah laporan pertumbuhan pelanggan yang mengecewakan. Kekhawatiran ini mendorong lebih banyak investor untuk menjual saham mereka, menyebabkan harga terus merosot.

 

Promosi 1

Mengapa Harga Saham Bisa Turun?

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)... Selengkapnya

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan harga saham. Perubahan sentimen investor menjadi salah satu faktor utama, di mana ketakutan atau berita negatif dapat menyebabkan aksi jual besar-besaran. Kinerja keuangan yang buruk juga dapat menurunkan kepercayaan investor, terutama jika laba atau pendapatan yang dilaporkan lebih rendah dari perkiraan.

Resesi ekonomi juga berdampak pada pasar saham. Saat ekonomi melemah, belanja dan investasi berkurang, yang akhirnya menekan harga saham.

Selain itu, kenaikan suku bunga yang membuat pinjaman lebih mahal bagi perusahaan dan konsumen dapat mengurangi laba perusahaan, sehingga harga saham turun. Ketegangan geopolitik, seperti perang atau konflik dagang, juga bisa menimbulkan ketidakpastian yang mendorong investor untuk menjual saham mereka.

Aksi pemegang saham besar, seperti investor institusional yang menjual saham dalam jumlah besar, dapat meningkatkan pasokan di pasar dan menyebabkan harga turun. Selain itu, masalah spesifik sektor tertentu, seperti regulasi baru atau gangguan rantai pasokan, juga dapat memengaruhi nilai saham dalam industri tertentu.

Dampak Penurunan Harga Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)... Selengkapnya

Ketika harga saham turun, nilai pasar perusahaan juga mengalami penurunan. Namun, nilai ini tidak berpindah ke tempat lain, melainkan berubah karena persepsi investor. Saham yang anjlok juga cenderung lebih berisiko, terutama jika harganya jatuh ke bawah ambang batas tertentu.

Selain itu, perusahaan dengan harga saham rendah bisa mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan karena kurangnya kepercayaan investor.

Dividen dan laba juga dapat disesuaikan jika keuangan perusahaan melemah, yang berakibat pada pengurangan atau penghentian pembayaran dividen bagi pemegang saham. Penurunan harga saham juga dapat berdampak pada laba investasi jangka panjang, karena butuh waktu bertahun-tahun bagi saham untuk pulih setelah kejatuhan pasar.

 

 

Cara Hadapi Penurunan Harga Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)... Selengkapnya

Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghadapi penurunan pasar saham. Salah satunya adalah strategi beli dan tahan, di mana investor tetap memegang saham dalam jangka panjang meskipun pasar sedang bergejolak. Diversifikasi juga menjadi langkah penting dengan menyebarkan investasi ke berbagai aset agar risiko dapat dikurangi.

Selain itu, menyimpan sebagian dana dalam bentuk tunai dapat memberikan fleksibilitas bagi investor untuk membeli saham di harga rendah saat pasar sedang turun.

Manajemen risiko juga dapat diterapkan dengan strategi seperti stop-loss untuk membatasi kerugian. Berinvestasi di saham defensif, seperti sektor kebutuhan pokok dan kesehatan, juga bisa menjadi pilihan yang lebih stabil saat kondisi pasar tidak menentu.

Dengan memahami bagaimana pasar saham bekerja, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari kepanikan saat harga saham mengalami penurunan.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya