Liputan6.com, Jakarta PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT AKR Corporindo Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 955 miliar di semester I 2022. Laba bersih ini tumbuh 74 persen dibandingkan Rp 550 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun pendapatan AKRA ini tumbuh 107 persen menjadi Rp 22,1 triliun, dari Rp 10,5 triliun dibandingkan semester pertama 2021.
Advertisement
Menanggapi pertumbuhan ini, Director and Corporate Secretary AKRA, Suresh Vembu memaparkan strategi yang dilakukan perseroan sehingga bisa memberikan pertumbuhan yang kuat secara konsisten.
“AKR telah kuat dan tumbuh secara konsisten selama tiga atau empat tahun ini. Sebagai distributor, AKR memiliki infrastruktur logistik yang bisa delivery produk. Kita juga punya bisnis model yang walaupun harga minyak dan chemical sekarang fluktuatif AKR tetap bisa menghasilkan pertumbuhan dan profit,” ujar Suresh dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu (30/7/2022).
“Selain itu, AKR juga memiliki arus kas yang kuat dan manajemen modal kerja yang baik. Selain itu dalam 3 atau 4 tahun AKR bisa menghasilkan cash flow yang kuat dan bisa dilihat AKR bisa bagi dividen lebih dari 50 persen,” lanjut dia.
Suresh menuturkan model bisnis AKR yaitu Marjin Absolut Rp/Liter, jadi walaupun harga minyak naik atau turun, AKR tetap tumbuh dari segi profit.
“AKR juga selalu tak ambil risiko atau zero net position. Jadi apapun yang kita beli akan kita jual, tidak ada inventory atau stok. Saat ini juga kita tahu dolar menguat dan rupiah melemah, jadi kita melakukan pengelolaan nilai tukar dengan opsi atau forward,” tutur Suresh.
Di sisi lain, Suresh mengungkapkan segmen kimia dan permintaan BBM yang terus menguat juga turut menjadi faktor pendorong pertumbuhan yang dialami AKR.
Target Laba Bersih 2022
Melihat kondisi saat ini dengan laba yang baik pada semester pertama 2022, AKR berharap bisa mencapai laba bersih pada 2022 sebesar Rp 1,8 hingga 1,9 triliun atau naik sekitar 60-70 persen dari tahun 2021 yang berada di 1,1 triliun.
“Kami masih percaya diri untuk memberikan hasil baik tahun ini. Diharapkan akan ada pertumbuhan yang kuat dalam segmen Petroleum dan bahan kimia dasar di semester dua 2022. Kemudian, ada prospek permintaan yang menguntungkan di industri tambang dan perkebunan yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dan ekspor,” pungkas Suresh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.