Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi batu bara mencapai 83 juta ton hingga akhir 2022. Perseroan cukup optimistis target itu dapat tercapai, seiring dengan realisasi produksi batu bara pada semester I 2022 yang telah mencapai 34,5 juta ton.
"Produksi batu bara semester I 2022 adalah 34,5 juta ton. Kami menargetkan bisa capai 75-83 juta ton di akhir 2022," beber manajemen PT Bumi Resources Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bumi Resources Tbk, Selasa (11/10/2022).
Capain itu sejalan dengan kinerja keuangan perseroan sepanjang paruh pertama 2022. Pada periode tersebut, Bumi Resources berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 167,67 juta.
Advertisement
Laba ini naik 8.768,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 1,89 juta. Capaian laba sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 129,62 persen atau sebesar USD 968,69 juta atau sekitar Rp 14,4 triliun pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 421,86 juta.
Rencana ke Depan
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk, Adika Nuraga Bakrie menyatakan komitmen perseroan untuk memperbaiki kinerja pada masa mendatang. Sehubungan dengan itu, perseroan tengah menyusun strategi Beyond Coal 2030. Salah satunya melakukan pengembangan batu bara menjadi etanol dan amonia.
"Ini mandatory untuk dua coal company kita, KPC dan Arutmin,” imbuh Aga.Aga mengatakan pihak manajemen PT Bumi Resources Tbk sata ini juga menyusun strategi lainnya sehubungan dengan target Beyond Coal 2030. Aga menambahkan, jika rencana ini sudah matang, ia tak segan membeberkannya pada publik.
Alasan Bumi Resources Pilih Private Placement untuk Tambah Modal
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah mengantongi izin penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp 24 triliun.
Persetujuan itu diperoleh dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan Selasa 11 Oktober 2022. Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk, Adika Nuraga Bakrie menjelaskan, aksi ini dinilai lebih efektif memberikan suntikan modal dalam waktu dekat dibanding penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Sementara perseroan memiliki target penyelesaian utang yang harus diselesaikan sebelum akhir 2022.
"Kami mau kejar deadline 11 Desember 2022. Setelah dikaji, private placement adalah yang paling cepat. Dan karena dikejar waktu, ini adalah yang paling tepat," kata pria yang akrab disapa Aga itu dalam RUPSLB PT Bumi Resources Tbk, Selasa (11/10/2022).
Dalam rangka private placement, perseroan akan menerbitkan saham maksimal 200 miliar saham biasa seri C dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham.
"Penentuan harga ini melalui benchmark reference weighted average 30 hari terakhir 90 persen di Rp 116. Jadi kami pakai Rp 120,” ujar Aga.
Sebesar 85 persen dari saham yang ditawarkan dalam private placement ini akan dibeli oleh Mach Energy Ltd (MEL) yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan ini dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim.
Sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) akan mengambil 15 persen sisanya. TGIL merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Salim melalui kepemilikan sebesar 85 persen.
Advertisement
RUPSLB Bumi Resources Kantongi Private Placement Jumbo Rp 24 Triliun
Sebelumnya, pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara terbesar di Indonesia menyetujui rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement senilai USD 1,6 miliar. Nilai private placement itu sekitar Rp 24,57 triliun (asumsi kurs Rp 15.360 per dolar AS).
PT Bumi Resources Tbk akan menerbitkan maksimal 200 miliar saham baru. 85 persen akan dibeli oleh Mach Energy Ltd yang berbasis di Hong Kong, sementara Treasure Global Investments Ltd (TGIL) akan mengambil 15 persen sisanya, berdasarkan rencana penjualan.
Mach Energy dikendalikan bersama oleh konglomerasi grup Bakrie dan grup Salim. Sedangkan 85 persen TGIL dikendalikan oleh Salim, menurut prospektus yang dirilis sebelum rapat pemegang saham.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan, setelah rapat pemegang saham, rencana private placement telah disetujui.
Mengutip laman Nasdaq, Selasa (11/10/2022), Dileep menuturkan, Salim dan grup Bakrie akan mengendalikan perseroan setelah private placement. PT Bumi Resources Tbk akan memakai sebagian besar private placement untuk melunasi utang dari proses restrukturisasi utang yang diperkirakan sekitar USD 1,5 miliar, menurut prospektus.
"(penerbitan saham-red) sekitar 200 miliar saham dengan harga Rp 120 per saham. (Nilai private placement-red) Rp 24 triliun, untuk melunasi utang Bumi Resources,” ujar Dileep saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Selanjutnya
Setelah penjualan, investor akan memperoleh gabungan saham sekitar 58 persen dari Bumi Resources. Lebih dari 70 persen saham BUMI saat ini dimiliki oleh pemegang saham publik.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham BUMI naik 3,41 persen ke posisi Rp 182 per saham. Saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 177 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 187 dan terendah Rp 177 per saham. Total frekuensi perdagangan 49.077 kali dengan volume perdagangan 49.023.196 saham dengan nilai transaksi Rp 889,7 miliar.
Pemegang saham Bumi Resources per 30 September 2022 antara lain HSBC-Fund SVS A/C Chendong sebesar 10,32 persen, NBS Clients sebesar 9,11 persen, Watiga Trust Ltd sebesar 5,36 persen, Long Haul Holdings Ltd sebesar 2,01 persen, PT Biofuel Indo Sumatra sebesar 1,57 persen, PT Bakrie Capital Indonesia sebesar 0,06 persen, dan masyarakat 71,57 persen.
Advertisement