Liputan6.com, Jakarta Saham-saham Wall Street mengakhiri sesi yang relatif datar pada Senin (9/4). Melansir CNBC International, Selasa (9/4/2024) saham Dow Jones Industrial Average turun tipis sekitar 11 poin, atau 0,03% menjadi ditutup pada 38.892,80.
Sedangkan Nasdaq Composite ditutup sedikit lebih tinggi sebesar 0,03% pada 16.253,96.
Sementara itu, saham Tesla naik 4.9% setelah CEO Elon Musk mengatakan robotaxi akan diluncurkan pada awal bulan Agustus mendatang.
Advertisement
Dow yang berisi 30 saham membukukan kinerja mingguan terburuknya sejak Maret 2023 pada pekan lalu. S&P 500 turun hampir 1% selama periode tersebut, menandai kerugian mingguan terbesar sejak awal Januari 2024.
Imbal hasil Treasury naik, menjaga keuntungan pasar tetap terkendali. Suku bunga acuan Treasury 10-tahun naik sekitar 4 basis poin menjadi 4,42%.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan angka CPI atau inflasi yang dijadwalkan dirilis Rabu pagi, meningkat 0,3% bulan lalu.
"Tema berita buruk menjadi baik bagi pasar ekuitas terus berlanjut," kata Matt Rowe, kepala manajemen portofolio di Nomura Capital Management.
"Sebagian besar kekuatan ekuitas didorong oleh harapan akan adanya pemotongan, atau serangkaian penurunan suku bunga tahun ini, yang tidak akan menurunkan biaya modal dan nilai kini segalanya," jelasnya.
Sektor Energi
Namun, saham sektor energi AS memperoleh keuntungan lebih dari 17% tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 9% pada S&P 500.
Saham ExxonMobil mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 122,15 pada hari Jumat (6/4) dan telah naik lebih dari 21% untuk tahun ini.
Sektor Energi lainnya
Penyulingan Marathon Petroleum, Phillips 66 dan Valero juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Jumat. Saham-saham tersebut masing-masing naik 47%, 27% dan 40% untuk tahun ini.
Kemudian ada saham Diamondback Energy yang diperdagangkan pada titik tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (9/4) sejak penawaran umum perdana pada bulan Oktober 2012.
"Ini menunjukkan kemungkinan ada lebih banyak keuntungan bagi grup ini, karena grup ini baru saja keluar dari basis dua tahunnya dan kekuatan relatifnya meningkat,” kata Jonathan Krinsky, analis teknis BTIG dalam catatan kepada kliennya.
Advertisement
Wall Street Perkasa Usai Laporan Ketenagakerjaan AS Menguat
Pasar saham Amerika Serikat (AS) berakhir menguat dan imbal hasil (yield) obligasi naik pada perdagangan Jumat 5 April 2024. Pelaku pasar Wall Street menyambut baik laporan ketenagakerjaan AS yang menguat dan jauh di atas prediksi.
Pengusaha di AS menambahkan 303.000 pekerja ke dalam daftar gaji mereka pada Maret 2024, menurut laporan pemerintah. Pasar kerja yang kuat telah membantu mendorong pertumbuhan belanja konsumen dan pendapatan dunia usaha, sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat secara keseluruhan.
Mengutip US News, Sabtu (6/4/2024), Indeks saham S&P 500 naik 1,1%, menutupi sebagian besar kerugian dari hari sebelumnya dan mendekati rekor tertinggi yang dicapai pekan lalu.
Namun, indeks saham acuan tersebut masih membukukan kerugian mingguan pertamanya dalam tiga minggu.
Dow Jones Industrial Average naik 0,8% dan Nasdaq naik 1,2%.
Perusahaan-perusahaan teknologi menyumbang andil besar dalam kenaikan tersebut. Saham raksasa pembuat chip Nvidia naik 2,4% dan perusahaan induk Google, Alphabet, naik 1,3%.
Kenaikannya pun luas, dengan setiap sektor di S&P 500 berakhir di zona hijau.
Secara keseluruhan, S&P 500 naik 57,13 poin menjadi 5.204,34. Dow bertambah 307,06 poin menjadi 38.904,04, dan Nasdaq bertambah 199,44 poin menjadi 16.248,52.
Namun, kenaikan saham AS pada hari Jumat (5/4) terjadi menyusul kemerosotan saham pada hari Kamis setelah seorang pejabat The Fed meresahkan investor dengan mempertanyakan apakah bank sentral perlu menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini di tengah perekonomian yang kuat.
Pasar obligasi memberi sinyal kekhawatiran mengenai suku bunga Federal Reserve yang akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, namun pasar saham tampaknya menerima laporan pekerjaan yang kuat sebagai kabar baik, dengan belanja konsumen dan keuntungan perusahaan tetap penting bagi investor.
"Selama pasar mendapat satu atau dua pemotongan dan The Fed tidak membiarkan suku bunga tidak berubah, itu cukup baik bagi investor ekuitas," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance.